Mohon tunggu...
Dewi Apriana
Dewi Apriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang mahasiswa untag Surabaya, saya memiliki hobi treveling, topi yang saya angkat merupakan tugas tugas kuliah saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahap Perkembangan Psikososial pada Umur 18 Tahun

16 November 2023   06:45 Diperbarui: 16 November 2023   06:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dimana pada saat saya umur 18 tahun diumur tersebut menurut teori perkembangan psikososial Erik Erikson saya lagi dimasa tahap perkembangan dimana pada umur 18 dimana kita sebagai manusia masuk dalam fase identitas dan kebingungan. Disini saya akan menuliskan sebuah cerita, tapi sebelum kita lanjut kecritanya mari kita kenali dulu sebenarnya siapa sih Erik Erikson itu? Apa sih sebenarnya inti dari teori psikososial menurut Erik Erikson?.

Erik Erikson seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang delapan tahap perkembangan pada manusia. Sebenarnya Erikson adalah seorang psikolog Freudian, namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan jika dibandingkan dengan para psikolog Freudian lainnya. Erik Erikson lahir pada tanggal 15 Juni 1902, Frankfurt am Main, Jerman dan beliau meninggal pada 12 Mei 1994, Rosewood Manor, Harwich, Massachusetts, Amerika. Erik Erikson pernah menempuh Pendidikan di Bismarck-Gymnasium Karlsruhe (1912--1920), Academy of Fine Arts of Munich. Dan tidak lupa beliau juga pernah mendapatkan penghargaan  berupa Penghargaan Pulitzer (1970), Penghargaan Buku Nasional (1970). Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap. Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.

Nah sudah tahu kan sekarang siapa itu Erik Erikson dan inti dari teoi psikososial itu apa. Selanjutnya saya akan memulai critanya, Pada saat itu saya beranjak di umur 18 dan itu saya masih duduk di bangku SMA tepatnya kelas 12 dan pada saat itu dimana kita para anak kelas 12 disuruh menentukan mau lanjut kuliah atau kerja, pada saat itu wali kelas saya menyuruh semua siswa untuk menayakan dan meminta pendapat kepada ke dua orang tuanya. Sesampainya di rumah saya menjelaskan kepada orang tua saya tapi tanggapan mereka adalah membebaskan saya untuk memilih mau kerja atau kuliah dan mereka pun tidak menuntut untuk saya harus kuliah dijurusan manapun dan kampus didaerah manapun.

Keesokan harinya saya sekolah seperti biasa setelah saya bertemu dengan teman-teman saya mereka semua sudah mendapatkan tuntutan dari orang tuanya untuk kuliah dan kerja dimana, saat itu lah kebingunggan saya mulai dating karena orang tua saya sepenuhnya mengasih kebebasan untuk memilih dan menentukan mau kuliah dimana jurusan apa . Setiap pulang sekolah saya selalu merenung dikamar bahkan saat malam saya menangis dan selalu bingung mau ambil kuliah dimana dan mau ambil jurusan apa. Dimana saat itu saya menemui guru BK disekolah dan meminta saran kepada beliau dan ternyata saya disarankan mengambil jurusan bk atau manajemen, saat itu saya sudah mulai tenang dan memiliki arah mau kemana dan ambil apa, setelah pendaftaran mau di buka saya memutuskan untuk mendaftar disalah satu universitas di Surabaya dan ambil jurusan bk tapi tuhan berkata lain saya di tolak dan disaat itulah kebingungan dan keraguan pada diri saya mulai muncul lagi saya nangis terus menerus setiap malam melamun memilirkan harus apa dan merasa bodoh banget, setiap sholat saya sellu berdoa dan menangis meminta petunjuk agar bisa bangkit dan mulai mencoba mendaftar di universitas lagi.

Saat itu selang beberapa bulan saya ulangan akhir dan wisuda SMA saya pun mulai mendaftar berbagai kampus suasta disurabaya dan tidak disangka saya keterima di dua kampus sekaligus dan disitulah kebingungan saya pun datang lagi mau pilih yang mana dan akhirnya saya memberanikan diri untuk cerita dan meminta saran keorang tua saya. Dan di situ orang tua saya pun menyarankan untuk mengambil di UNTAG saja setelah itu saya sanggat senang sekali karena akhirnya saya mendapatkan saran dari orang tua saya dan tidak di ambang kebingungan dan keraguan lagi.

Dari crita dan pengalaman saya ini bisa disimpulkan bahwa saya lagi berada di tahap perkembangan pada fase kebingungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun