Apa yang kita pikirkan apabila mendengar kata merajut? Rumit dan menantang bukan. Aktivitas merajut banyak membuat orang jatuh cinta karena dua hal tersebut, ditambah gambar panduan teknik merajut (knitting) yang memenuhi hati.Â
Sampai dengan saat ini eksistensi merajut tidak pernah lekang dimakan zaman dan selalu memiliki ruang tersendiri di hati setiap generasi, walaupun merajut identik dengan hobi yang dilakukan oleh orang tua.Â
Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari merajut, hal ini menjadi salah satu alasan bagi setiap orang menekuni hobi ini.Â
Merajut dapat digunakan sebagai media mengekspresikan kreativitas, sebagai latihan otak dan mental, sampai dengan bermeditasi untuk menenangkan pikiran.
Pada awal masa perkembangannya kegiatan merajut didominasi oleh pria, dan setiap pemuda harus memiliki gelar master terlebih dahulu apabila ingin menjadi pengrajut dengan cara melewati proses magang.Â
Kesalahan kecil yang dilakukan oleh pengrajut dapat membuat gelarnya dicopot, sehingga setiap pengrajut harus memastikan bahwa kualitas bahan dan motif rajutannya benar-benar baik.Â
Di Eropa pakaian rajut awalnya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan istana dan prajurit perang. Akan tetapi setelah perang Dunia II seni merajut berkembang di berbagai kalangan masyarakat.Â
Pada masa pemerintahan Ratu Victoria di Inggris setiap wanita wajib menguasai teknik merajut, sehingga sampai dengan saat ini kegiatan merajut identik dengan kaum wanita.Â
Di Indonesia sendiri seni merajut mulai berkembang saat penjajahan Belanda, dimana noni Belanda mulai mengajarkan cara merajut pada wanita Indonesia.
Merajut berasal dari kata knitting, yaitu metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut.Â
Dilansir dari Times of India, kegiatan merajut dapat memotivasi Anda untuk bekerja secara benar dan efisien sehingga dapat mengelola stres.Â