Mohon tunggu...
Dewi Amelia Pratiwi
Dewi Amelia Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

wiwiiiiiiiiiiii__

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Singkat Al-Razi

12 Desember 2023   16:13 Diperbarui: 12 Desember 2023   16:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Biografi
Al-Razi merupakan seoang pakar sains Iran yang hidup pada tahun 864-930 Masehi. Beliau lahir di Iran pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan beliau wafat pada tanggal 9 Oktober 925 Masehi. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia matematika dan kesastraan. Ar-Razi juga merupakan dokter, filsuf dan juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang filsafat kedokteran, geometri, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Di dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, Ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena beliau memiliki banyak murid. Beliau di kenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.

Sejarah Tokoh
Ar-Razi memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria bin Yahya Ar-Razi atau dikenal sebagai Rhazes di dunia barat. Ar-Razi merupakan seorang dokter  yang baik dan  tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya. Ar-Razi merupakan sosok gemilang dalam dunia islam. Pemikiran beliau  mengilhami banyak ulama dan juga ilmuwan di dunia. Pada saat muda Ar-Razi di kenal dengan beragam kisah yang enarik. M Syarif di dalam buku para Filosof Muslim menjelaskan bahwa Ar-Razi tercatat pernah menjadi tukang intan, penukar uang, hingga pemain kecapi di masa mudany. Pada masa muda itulah di kemudian hari, Ar-Razi meninggalkan music untuk mempelajari lebih dalam ilmu kimia.
Pada saat usia 40 tahun, Ar-Razi meninggalkan kimia karena matanya terserang penyakit akibat eksperimen yang di lakukannya yang menyebabkan mencari dokter dan obat-obatan. Itulah penyebab yang di tuturkan Al-Biruni, Baihaqi, dan lainnya, Ar-Razi mempelajari ilmu kedokteran dan oba-obatan. Beliau sangat rajin belajar dan bekerja di siang dan malam hari. Beliau berguru pada Ali bin Rabban At-Thabari yang merupakan seorang dokter dan filsuf. Sosok Ar-Razi memang istimewa, di samping menguasai beragam ilmu aeperti musik, kimia, dan kedokteran, serta filsafat.
Pada masa Khalifah Muktafi. Ar-Razi pergi ke Baghdad dan memimpin sebuah rumah sakit. Ar-Razi juga punya pengaruh besar terhadap pengobatan cacar. Saat menjabat sebagai Kepala Dokter di Baghdad, dia adalah orang pertama yang mendeskripsikan cacar dan membedakannya dari campak. Waktu-waktu yang di lalui oleh Ar-Razi selalu di gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Jika beliau tidak bersama  murid dan pasinnya beliu selalu menggunkan waktunya untuk menulis dan belajar. Inilah yang membuat penglihatannya berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kebutaan.
Di dunia medis, ar-Razi berguru kepada Ali bin Sahl Rabban al-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir dari keluarga Yahudi di Merv, Tabaristan, Iran. Namun, bin Rabban telah masuk Islam ketika pemerintahan Khalifah Abbasiyah Al-Mu'tasim menariknya ke dalam istana.
Kehebatan ilmu kedokteran Ar-Razi
Melansir NCBI, Ar-Razi belajar kedokteran dan mungkin juga filsafat dengan bin Rabban. Al Razi dengan cepat melampaui gurunya dan menjadi seorang tabib terkenal. Beliau diangkat sebagai direktur rumah sakit di kampung halamannya Al-Rayy pada masa pemerintahan Mansur bin Ishaq bin Ahmad bin Asad dari Dinasti Saman. Ketenaran Ar-Razi bahkan mencapai ibu kota Abbasiyah. Dia dipanggil oleh Khalifah Al Muktafi untuk menjadi direktur utama rumah sakit terbesar di Baghdad. Al Razi juga adalah orang yang dilibatkan dalam memilih lokasi rumah sakit baru.
Ar-Razi mendefinisikan kekuasaan sebagai "Kemampuan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu". Menurut beliau, jika Tuhan tidak melakukan sesuatu, maka ketiadaan akan tetap tiada. Adapun jika Tuhan melakukan sesuatu, ketiadaan maka menjadi ada. Alam semesta bergantung pada apa saja yang Tuhan lakukan.

Karya-Karya dan Temuannya
Ar-Razi menulis lebih dari 224 buku tentang berbagai mata pelajaran. Karyanya yang paling penting adalah ensiklopedia medis yang di kenal sebagai Al-Hawi fi Al-Tibb, yang di kenal di Eropa sebagai Liber Continens. Liber Continens diduga disusun oleh murid-muridnya setelah kematian Ar-Razi. Buku itu diterjemahkan pada 1279 ke bahasa Latin oleh Faraj bin Salim, seorang sarjana yang bekerja di Istana raja Sisilia. Buku itu dianggap sebagai buku medis paling penting di abad pertengahan.
Kitab-Kitab Penting Ar-Razi
Kitab Al Mansuri Fi al-Tibb, buku pegangan ilmu kedokteran yang ditulisnya untuk penguasa Al Rayy Abu Salih Al-Mansur bin Ishaq. Kemudian, Kitab Man la Yahduruhu Al-Tabib yang dipersembahkan bagi kaum miskin, para musafir, dan warga negara biasa tentang pengobatan umum ketika tidak ada dokter.

Kitab Br 'al-S'ah tentang penyakit yang menurutnya dapat disembuhkan dalam waktu satu jam, seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit telinga, kolik, gatal, kehilangan perasa, dan nyeri otot.

Kitab Sirr Al-Asrar yang terkait dengan alkimia hingga Kitab al-Murshid, pengantar singkat tentang prinsip-prinsip dasar kedokteran yang dimaksudkan sebagai materi kuliah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun