Hari ini, hari ke 18 di bulan Maret 2018. Indonesia sedang mengalami kondisi yang tidak baik. Pandemic Covid-19 yang masuk ke Indonesia menuai banyak steatmen dari pemerintah, media masa dan juga masyarakat. Ada yang menilai bahwa tindakan pemerintah kurang tanggap akan pencegahan covid-19 masuk ke Indonesia.Â
Media social yang terus menjejali masyarakat dengan berbagai pemberitaan yang mengedukasi maupun tidak sedikit ada yang juga membuat panik. Sedangkan masyarakat sendiri, ada yang bersikap panik, peduli hingga ada yang masih bersikap tidak mengindahkan alias masa bodoh.
Sejak pertama kali virus corona diberitakan berasal dari wuhan china, saya pribadi berpikir. Tidak mungkin adanya akibat jika tidak ada sebab. Kemudian adanya pemberitaan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar yang konon kabarnya dikonsumsi oleh masyarakat wuhan. Saya juga sangat menyadari adanya bahaya yang disebabkan olehnya.Â
Hingga pemberitaan semakin meluas, merebak ke beberapa negara, dan yang saya mengikuti hingga hari ini adalah banyaknya warga yang positif covid-19 di Milan.Â
Bahkan tadi pagi, saya membaca sebuah tulisan di facebook mengenai seseorang yang mengingatkan betapa 'rakus'nya manusia yang menyantap segala jenis binatang liar seperti kelelawar, kucing hutan dsb. Tulisan tersebut berpendapat bahwa semua yang terjadi saat ini adalah hokum alam. Apa yang manusia perbuat, ini adalah saat untuk menuai. Dan parahnya, semua menjadi ikut bertanggung jawab.
Di Indonesia sendiri, masyarakat yang awalnya membuat lelucon, lagu dan sikap masa bodoh akan adanya virus ini pun akhirnya mulai merasakan dampaknya.Â
Beberapa korban yang positif pun masih belum menjadi pembelajaran bagi sebagian masyarakat yang masih saja berkeliaran hingga liburan pada saat Presiden menghimbau untuk tetap stay di rumah dan memberlakukan apa yang disebut "social distancing". Â
Media massa yang memberitakan banyak sekali kasus-kasus yang merebak di Indonesia, di beberapa daerah, rekaman seseorang yang mengaku suspect hingga berita-berita hoax terkait masker dan hand sanitizer yang saat ini sedang diperebutkan.
Miris memang jika melihat banyak oknum yang menyalahgunakan kondisi ibu pertiwi yang sedang sakit. Menaikkan harga masker, banyak harga-harga bahan pokok yang melonjak tajam, minimnya produk hand sanitizer hingga peran pemerintah yang menurut saya kurang konkret dalam melindungi segenap warga negara sesuai amanah konstitusi kita.Â
Masyarakat dalam golongan kaya, mereka mampu menimbun, membeli harga masker, hand sanitizer dan kebutuhan pokok dengan harga yang mahal, tetapi bagaimana nasib masyarakat yang kurang mampu dalam menghadapi permasalahan yang serius seperti sekarang ini? bagaimana mereka melindungi anak, keluarganya dengan masker yang begitu mahal? Lihatlah kami pak Presiden. Semoga kebutuhan antisipasi pencegahan covid-19 bisa disupply khusus dan gratis dari Pemerintah.
Terkait social distancing, hal inilah yang memang perlu memiliki kesadaran diri dan demi kebaikan bersama. Tidak hanya anda, satu atau dua orang saja yang merasa bosan dan tertekan dengan keadaan seperti ini. tapi satu Indonesia. Ibu pertiwi kita sedang sakit. Butuh komitmen Bersama untuk menaklukkan hal ini. ini bukan perkara biasa.Â