Menjadi seorang introvert ditengah dunia yang tidak pernah berhenti untuk bicara, sibuk dan ramai, tentu tidak mudah. Introvert maupun ekstrovert bukanlah sebagai sebuah pilihan untuk merefleksikan diri tentang siapa kita sebenarnya. Sama halnya dengan pendapat Carl G. Jung yang mengatakan bahwa " introversion and extroversion are two opposing forces within an individual, one "characterized by orientation in life trough subjective psychic contents" (introversion) anda the other, "by concentration of interest on the external object (extrovert-sion). Saya pribadi mengenali diri saya sebagai seseorang yang introvert.
Mari kita berfokus pada kepribadian introvert. Sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan sebagai seorang introvert, nyatanya kita tidak sendiri. Banyak pribadi-pribadi introvert yang sukses diluar sana seperti Bill Gates, Warren Buffet, Abraham Lincoln hingga mantan presiden Barack Obama pun introvert. Lantas, introvert itu seperti apa? Bagaimana ciri-cirinya? dan bagaimana memposisikan orang yang introvert? Pertanyaan dasar seperti itu sering saya dengar bilamana saya terlibat diskusi kecil dengan beberapa teman bahkan kelompok. Dan sering juga saya mendapatkan pertanyaan, apa yang kamu rasakan sebagai orang yang berkepribadian introvert?
Hans J. Eysenck mendefinisikan keperibadian sebagai jumlah total pola tindakan yang actual atau potensial organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan. Eysenck juga membedakan kepribadian menjadi dua tipe yaitu introvert dan ekstrovert. Introvert adalah individu yang berpusat pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya sendiri. Sebaliknya ekstrovert cenderung mengarahkan dirinya pada lingkungan sekitarnya.(1)
Secara garis besar, ada perbedaan yang paling mendasar antara introvert dan ekstrovert. Introvert cenderung mendapatkan energy dari dalam diri atau pada saat sendirian, lebih memilih untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara dan bertindak, lebih mendengar, berbicara lebih pelan, lebih memilih berbicara dengan 1 atau 2 orang di saat bersamaan, lebih nyaman bekerja sendiri dan lebih menyukai privasi. Sementara ekstrovert lebih mendapatkan energi dari reaksi dengan orang lain, berpikir banyak, lebih suka berbicara, berbicara lantang dan cepat, lebih memilih bekerja dalam ruangan, nyaman bekerja dalam kelompok, lebih berenergi dan lebih terbuka pada siapa saja. (2)
Dari perbedan tersebut, dapat kita Tarik kesimpulan bahwa introvert lebih suka keheningan, tidak banyak orang, nyaman bekerja sendiri dan lebih mudah memikirkan sesuatu sebelum bicara dan bertindak. Kondisi semacam ini sangat erat dengan perasaan yang kadang bagi seorang introvert, ada kalanya berada di posisi hati yang tidak menentu atau lebih sensitive. Perasaan adalah sebuah keadaan dari panca indra yang dapat merespond dan menganalisa sebuah pengalaman yang sedang dialami atau yang telah dialami, dan menghasilkan sebuah out put rasa yang dinamakan bahagia, tidak senang, sedih, amarah, jengkel dan sebagainya. Setidaknya hal tersebut adalah definisi yang penulis gambarkan untuk menjelaskan arti dari sebuah perasaan.
Beda definisi dari laman KBBI online dimana perasaan terdiri dari dari kata pe-rasa-an yang berarti  tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, seperti manis, pahit, masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri terhadap indra perasa); apa yang dialami oleh badan. Yang jelas, bagi wanita atau seseorang yang cenderung sensitive, masalah perasaan ini adalah salah satu masalah yang terpenting untuk dapat segera kita kenali bagaimana caranya untuk mengembalikan mood atau self healing bagi yang sedang mengalami sebuah kondisi yang kurang baik pada perasaannya masing-masing, khusunya bagi seseorang yang mengklaim dirinya adalah sebagai seorang introvert. (3)
Tulisan kali ini adalah sebagai buah pikiran dan pengalaman saya pribadi yang ingin sedikit berbagi pada anda sebagai seorang introvert di luar sana jika mengalami sebuah kondisi atau keadaan dimana kita sedang berada di posisi labil, sensitive dan sedih. Karena saya berfikir, sebagai manusia kita harus mengenali apa masalah yang terjadi dan memilih jalan keluar yang tepat. Berdasarkan pengalaman, jika kita salah memilih jalan keluar, maka bukannya kita tambah membaik, bisa jadi perasaan buruk yang kita rasakan akan semakin berlarut-larut.
Saya pribadi, adalah seseorang yang lebih menyukai kesunyian pada saat mengerjakan sesuatu. Jujur, di kala saya berada di titik dimana kondisi perasaan saya labil, sedih dan cenderung lebih sensitive dari sebelumnya, pikiran saya mulai memikirkan hal-hal yang menjadi ganjalan saya di masa lalu, dan seringkali khawatir pada masa depan. Pola-pola 'sendiri' yang dihadapi oleh introvert inilah yang seringkali susah untuk menemukan metode yang tepat untuk menyembuhkan diri dari keterpurukan yang diakibatkan oleh perasaan yang tidak menentu. Mengapa saya katakan susah, karena introvert tidak dapat bercerita dengan bebas kepada siapapun kecuali dengan orang yang telah dipercaya sebelumnya.
Di suatu waktu, saya pernah mengalami sebuah kondisi dimana tidak ada seoranpun yang dapat saya ajak bicara, kondisi saya waktu itu benar-benar stress, hingga saya meng-klaim diri saya hampir depresi. 3 hari berturut-turut pola makan tidak teratur, lebih banyak tidur dan menutup diri hingga enggan untuk melakukan apapun. Dihari ke lima, saya mencoba untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca sesuatu dengan harapan saya bisa memulihkan kondisi psikis saya, hasilnya 0. Malah saya semakin tertekan dan mulai men-judge diri saya bodoh, gagal dan semua yang saya lakukan sia-sia.
Saya bisa memaklumi hal ini, karena introvert lebih mengutamakan ketenangan dalam diri untuk bisa melakukan sesuatu hal. Dan satu lagi, introvert cenderung ingin melakukan semua hal dengan sempurna. Sama dengan saya. Hari-hari buruk saya lewati, dan akhirnya saya menemukan beberapa cara untuk menyembuhkan diri sendiri dari kondisi yang labil, amarah, sedih dan merasa tak terlihat oleh siapapun.
Introvert, mari lakukan ini jika anda saat ini mengalami hal yang sama dengan apa yang pernah saya alami.
- Cobalah mengenali, menerima dan mencari solusi dengan tenang dan damai. Saya pernah membaca sebuah quote dimana disana dikatakan "saya mengamini, agar dapat memahami". Saya pikir hal itu bisa saya terapkan pada saat akan mengelola hati dan pikiran saya. Saya berusaha mengenali apa penyakit hati saya, kemudian saya ikhlas menerima semua terjadi di hidup saya, kemudian saya akan pelan-pelan mencari solusi. Yang dikatakan dengan tenang dan damai, adalah jangan pernah memaksa tubuh dan pikiran introvert kita untuk segera menyelesaikan semua dengan waktu yang singkat. Ingat tubuh kita pun berhak memilih caranya masing-masing untuk menyembuhkan diri.
- Ikhlas dan merelakan.
Saya juga membaca karya besar milik Ajahn Bhrams yang berjudul Kindfullnes, dimana dalam buku tersebut dikatakan, bahwa merelakan adalah sebuah keadaan dimana kita menerima segala yang terjadi di hidup kita tanpa sangkalan dan pertanyaan, tidak melakukan apapun. Melatih mindset untuk ikhlas dan merelakan ternyata sangat membantu saya untuk cepat menyembuhkan diri dikala semua terlihat gelap. - Lepaskan ketakutan akan masa lalu dan masa depan.
Introvert sedikit banyak adalah seorang pemikir. Pemikir yang sangat amat keterlaluan sehingga dapat berujung pada kekhawatiran yang berlarut-larut. Saya sering berkata pada diri saya di depan cermin " hey, diri,, apakah kamu tidak Lelah? Tak seharusnya kamu berlaku demikian, itu akan membuatmu sakit. Saya memaafkanmu wahai diri". Ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan itu tidak baik, dan sangat amat tidak baik. Belajar hidup untuk saat ini. Bukannya selalu mengingat kesalahan masa lalu dan khawatir akan hidup di masa depan. - Memaafkan diri sendiri
Bukan sebagai manusia yang bijak jika tidak melewati fase melakukan kesalahan. Entah kesalahan itu bagi diri sendiri atau terhadap orang lain. Hey,, jangan lupa, Tuhan maha pengasih dan penyayang, apa kita sebagai manusia tidak berhak untuk memaafkan diri sendiri? Jangan terlalu sombong bagi diri kita sendiri. Ayo, segera maafkan. - Bangun lebih pagi, ucapkan terimakasih bagi diri sendiri.
Memberikan senyuman kecil bagi diri sendiri adalah pekerjaan yang sangat mudah tetapi jarang dilakukan. Padahal, bagi saya, ini adalah terapi yang dapat melatih otak kita selaras dengan perasaan. Setelah mengucapkan terimakasih, kemudian tersenyum, rasakan perbedaannya.
Semoga setelah membaca tulisan kecil ini bisa membantu anda untuk memulihkan diri dari perasaan yang janggal, tidak mengenakkan dan akhirnya bisa membuat anda semua lebih baik dari hari kemarin. Seseorang yang introvert ini special, unik dan perlakuannya pun berbeda
Referensi :