Jika kita mengamati keadaan di sekitar kita, baik itu perubahan anomali masyarakat terhadap ketertarikan dan ketergantungan terhadap media sosial, sisi lain dari dunia usaha, pergeseran minat masyarakat yang semakin meninggalkan 'budaya' jual beli konvensional yang beralih ke online hingga mulai tergantikannya peran tenaga kerja dan tenaga pengajar oleh mesin dan kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI). Kesemuanya tidak terlepas dari gencarnya pengaruh dari era eksponensial yang juga melanda Indonesia.
Salah satu ciri dari era eksponensial tersebut adalah terlihat pada perkembangan teknologi dan informasi yang cukup signifikan. Hal ini secara ekplisit sesuai dengan pendapat Prof. Klaus Schwab, merupakan pemimpin eksekutif dari Forum Ekonomi Dunia yang dalam bukunya " The Fourth Industrial Revolution" mengatakan bahwa saat ini dunia  telah memasuki Revolusi IV yang sering kita sebut dengan era eksponensial, era goncangan hebat (the great disruption era) serta ada sebutan yang lebih mengesankan lagi, yaitu era turbulensi.
Pergeseran masyarakat
Dapat dipastikan, kita akan mengikuti pola atau ritmik yang dijalankan sebagian orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Intinya di era ini, teknologi informasilah yang memiliki peran penting dan menggenggam masa depan dunia dengan kecanggihannya yang dulu sebatas pemikiran manusia saja. Sebatas angan-angan, yang di era ini sangat dimungkinkan untuk diwujudkan.
Betapa tidak, masyarakat dimanjakan sekali oleh kemudahan yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi informasi tersebut yang menggunakan big data dari para penggunanya. Semua serba satu tangan, berada di genggaman. Inilah yang mendasari masyarakat mulai bergeser dari budaya lama ke budaya baru. Analog ke digital.
Era eksposional yang mengandung 6D
Pola hidup masyarakat yang tentu saja tidak bisa 100 persen mengikuti perkembangan secara cepat dan tanggap akan kebutuhan teknologi canggih yang bisa memudahkan manusia, membuat era eksposional ini menuai pro dan kontra. Untuk menjawab keresahan masyarakat yang mungkin masih 'kurang tanggap' akan jaman yang serba cepat, bisa menelaah kembali apa yang terkandung dari era eksponensial dan sering kita sebut dengan 6D, yaitu digitalization, deception, disruption, dematerialization, demonetization, dan democratization.
1. Digitalization
Adalah sebuah kondisi dimana era digital sudah mulai merambah ke dalam kehidupan masyarakat, seperti halnya kita melihat adanya startup-startup baru yang merajai bisnis online, kemudian transportasi online yang saat ini bisnisnya merambah pada sektor-sektor lain selaim jasa transportasi yang memudahkan masyarakat dalam satu genggaman saja. Semua berbasis daring.
2. Deception
Dari banyaknya letupan-letupan ide dari masyarakat yang mendigitalisasikan dirinya disegala lini, masyarakat lain sudah mulai mengikuti perkembangan tersebut, meski lajunya sangat lamban dan tanpa disadari pertumbuhan eksponesialnya mencapai titik lejit. Hal ini menimbulkan keresahan dari lini-lini konvensional yang takut akan terdisrupsi akibat digitalisasi.