Mohon tunggu...
Ambardewi
Ambardewi Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta seni, buku dan musik

Menulis adalah selera... Mengembangkan ide yang menjadi sebuah tulisan yang menginspirasi adalah tabungan ilmu yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri melainkan untuk orang lain.. Jangan memenjarakan ide.... keluar,,, dan tulislah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antisipasi Euforia Berlebih

24 Juni 2018   03:34 Diperbarui: 24 Juni 2018   03:51 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

Jawabannya adalah tidak berbahaya tetapi harus mewaspadai. Kita ambil contoh saja seperti kondisi-kondisi di masyarakat yang menyebabkan suatu euforia yang akhirnya melahirkan sebuah kondisi histeria. 

Banyak loh, seperti fenomena gim online, tumbuh-tumbuhan yang dulu sempat hits, fenomena batu-batuan untuk cincin hingga yang mengarah pada konteks pribadi yaitu ketika kita sedang jatuh cinta. Ecieee,,,..

Hal-hal yang manis pada awalnya, memang tidak bisa semulus paha ayam. Maksudnya adalah kita memiliki rasa kagum yang luar biasa hingga menimbulkan kondisi histeria, jika kita tidak bisa memanage diri, alhasil kita terarahkan kepada kondisi dimana kita bisa fanatik terhadap suatu hal.

Jadi menurut saya, sebagai manusia biasa, kita tidak bisa menghindarkan dan berlindung dari godaan sensasi euforia tadi, hanya saja kita harus selalu sadar dan tawakal agar dapat kembali ke kehidupam real atau nyata. Itu.. hehe

Tips setelah 'euforia' berlalu

  1. Tetap sadar dan waspada bahwa kondisi kebahagiaan tersebut adalah sesaat. Tujuannya adalah tubuh dan otak kita masih bisa merespond dan kembali ke rytme tubuh sedia kala sebelum terjadinya euforia.
  2. Disiplin. Mengapa harus? Ya karena hanya dengan kedisiplinanlah, kita terbiasa untuk membedakan mana prioritas dan mana yang bukan, sehingga sensasi euforia dapat kita manage lebih baik.
  3. Fokus,, fokus,, dan fokus. Saat kita tetap fokus terhadap sebuah tujuan, misal saat membeli barang yang kita suka, kita tahu bahwa ada tujuan mulia dibalik terbelinya sebuah barang tersebut sehingga kita tidak punya cukup waktu untuk tenggelam dalam sensasi euforia tersebut.

Kesimpulan

Memang nikmat sekali saat kita sedang mengagumi sesuatu tanpa batas, perasaan bahagia yang meluap-luap dan akhirmya perasaan lelah dan bosan datang begitu cepat. Anomali setiap individu memang berbeda saat menghadapi kondisi ini, ada yang mengikuti tapi biasa saja, mengikuti dengan mengamati bahkan mengikuti dengan begitu fanatik. 

Nah tergantung kita seperti apa. Alangkah bahagianya, jika kita menyadari bahwa kondisi bahagia atau sedih harusnya dapat kita rasakan dan kita ekspresikan sewajarnya saja. Cukup adalah baik. Sehingga disaat kondisi euforia tadi sudah berlalu, kita tidak terlalu kaget dan menyesali akan apa yang telah kita peroleh. 

Dengan selalu waspada, kontrol diri tetap ada dan fokus dalam menjalani tujuan hidup kita yang sudah kita pilah, mana yang prioritas dan mana yang bukan.

Catatan: penulis hanya mendasarkan pada pengalaman pribadi dan kondisi orang sekitar pada saat mengalami euforia.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun