Pada Jumat 8 November 2024 yang lalu, Presiden Prabowo Subianto secara resmi memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya. Ia mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan kunjungan kerja sebagai upaya strategis untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral juga meningkatkan kerja sama ekonomi hingga membahas tentang geopolitik global. Dalam rangkaian kunjungannya, Presiden Prabowo bertemu dengan pemimpin dari berbagai negara, seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab, di mana sejumlah nota kesepahaman (MoU) ditandatangani untuk memperkuat kolaborasi di bidang pariwisata, kesehatan, dan investasi. Kunjungan ini sebagai upaya untuk menunjukkan komitmen Prabowo dalam meningkatkan posisi Indonesia di kancah internasional.
Di China, kunjungan Prabowo menghasilkan dua kesepakatan cukup penting seperti investasi senilai US$ 10,07 miliar atau setara dengan Rp 157 triliun dan bantuan dana China untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Prabowo membawa pulang investasi US$ 10,07 miliar atau sekitar Rp 160 triliun (asumsi kurs Rp 15.900) dari kunjungannya ke China. Investasi itu tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara perusahaan Indonesia dan China. Adapun kerja sama itu digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Komite Tiongkok (KIKT). Kerja sama itu melibatkan 20 perusahaan dari dua negara di bidang manufaktur, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan. Selain itu, kunjungan Prabowo juga menghasilkan komitmen Pemerintah China untuk mendukung pendanaan program MBG. Dukungan pembiayaan itu disampaikan saat Prabowo menemui Presiden China, Xi Jinping. Dukungan itu dituangkan dalam MoU bertajuk Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia. Namun, pemerintah tidak merinci berapa pendanaan yang diberikan China serta bentuk dukungannya.
Di AS, kunjungan Prabowo menghasilkan tiga kesepakatan cukup penting yakni komitmen AS dukung ketahanan pangan RI, Percepatan transisi energi bersih melalui Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP), dan pengembangan Rantai Pasok Mineral. AS berkomitmen untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui pertanian berkelanjutan. Komitmen itu disepakati dalam pertemuan Prabowo dengan Presiden AS, Joe Biden. Tak hanya itu, AS-RI juga berkomitmen memperkuat ketahanan pangan Indonesia melalui promosi praktik pengelolaan berkelanjutan untuk perikanan dan akuakultur, serta meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan lindung laut Indonesia sejalan dengan hukum yang berlaku. Selain itu, kunjungan Prabowo ke Negeri Paman Sam juga menghasilkan komitmen RI dan AS untuk memperluas kolaborasi untuk mempercepat transisi energi bersih, termasuk melalui JETP. JETP merupakan janji dari negara maju alias G7 untuk mendanai transisi energi Indonesia. Pendanaan JETP sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 318 triliun disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 lalu. Sayangnya, pendanaan tersebut ternyata bukan berbentuk hibah, melainkan pinjaman alias utang. Terakhir, AS dan Indonesia juga berkomitmen untuk mengembangkan rantai pasok mineral penting. Untuk mencapai tujuan tersebut, AS-RI berjanji untuk mempercepat diskusi tentang mineral penting. Prabowo dan Biden mengakui peran penting rantai pasokan mineral penting yang beragam dan tangguh untuk memperkuat sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara, serta mendukung transisi energi bersih global.
Tak hanya China dan AS, Prabowo juga berkunjung ke Peru. Kedua negara berkomitmen untuk menyelesaikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) dalam enam bulan ke depan. Prabowo optimis perjanjian tersebut dapat ditandatangani pada kunjungan Presiden Peru Dina Boluarte ke Indonesia bersama delegasinya. CEPA adalah perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif yang tidak hanya mengatur pengurangan tarif, melainkan juga menyangkut akses pasar, pengembangan kapasitas dan fasilitasi perdagangan, serta investasi. Pokok pengaturan umum dalam CEPA meliputi perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi.
Pelaku usaha Indonesia dengan Brasil menyepakati kerja sama di berbagai sektor senilai US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 44,4 triliun. Kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo di sela-sela kunjungan kenegaraan di Brasil. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil dilakukan dalam Indonesia-Brazil Business Forum yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI, dan Kedutaan Besar RI di Brasil.
Di Inggris, Prabowo berhasil membawa 'oleh-oleh' investasi senilai US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp 135,15 triliun. Komitmen investasi itu dinyatakan oleh sejumlah pemimpin perusahaan Inggris saat bertemu Prabowo di CEO Roundtable Forum di London. Mereka berniat investasi di beberapa bidang, seperti transisi energi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Kunjungan kerja luar negeri perdana Presiden Prabowo Subianto dimulai pada 8 November 2024, dengan tujuan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral serta meningkatkan kerja sama ekonomi dan geopolitik. Selama kunjungan ini, Prabowo bertemu dengan pemimpin dari beberapa negara, termasuk China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris, yang menghasilkan berbagai nota kesepahaman (MoU) di bidang pariwisata, kesehatan, dan investasi. Di China, Prabowo mengamankan investasi sebesar US$ 10,07 miliar untuk program-program terkait kesehatan dan ketahanan pangan. Di AS, terdapat komitmen untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia dan transisi energi bersih melalui kemitraan dengan total pendanaan mencapai US$ 20 miliar. Kunjungan ke Peru fokus pada penyelesaian Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), sedangkan di Brasil, kerjasama senilai US$ 2,8 miliar dibahas di berbagai sektor. Di Inggris, Prabowo berhasil menarik investasi sebesar US$ 8,5 miliar. Secara keseluruhan, kunjungan ini menunjukkan komitmen Prabowo untuk meningkatkan posisi Indonesia di kancah internasional dan memperkuat kerjasama strategis dengan berbagai negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H