Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat keberagaman, menekankan pentingnya pendidikan multikultural di level sekolah. Pendidikan multikultural adalah salah satu bentuk usaha pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai keberagaman untuk siswa di sekolah, sehingga diharapkan siswa memiliki sikap responsif terhadap keberagaman yang ada di masyarakat dan di sekolah (Istiqomah & Widiyanto, 2020). Dengan kata lain, Pendidikan multicultural sangat penting untuk membangun karakter siswa yang toleran, inklusif dan menghargai perbedaan. Dengan car aini juga Pendidikan multikurtural dapat membantu mencegah sikap primordialisme yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Primordialisme merupakan suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang individu yang sangat menjunjung tinggi ikatan sosialnya berupa nilai-nilai, norma dan kebiasan-kebiasan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi dan kebudayaan yang dibawa sejak seorang individu baru dilahirkan.
Sikap primordialisme sangat mempengaruhi pola perilaku seorang individu dalam hubungan sosial. Primordialisme dapat menyebabkan seseorang menjunjung tinggi hasil dari kebudayaannya dan memiliki rasa kesetiaan yang sangat tinggi pula. Apabila seseorang tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang multikultur, maka sikap primordialisme akan dapat memicu konflik sosial yang tentunya dapat memecah belah kerukunan antar warga. pendidikan multikultural dapat berfungsi sebagai sarana alternatif pemecahan konflik.
Melalui pembelajaran yang berbasis multikultur, siswa diharapkan tidak tercerabut dari akar budayanya dan rupanya diakui atau tidak pendidikan multikultural sangat relevan di praktekkan di alam demokrasi seperti saat ini. Pendidikan multikultural bertujuan untuk berbuat sesuatu, yaitu membangun jembatan antara kurikulum dan karakter guru, pedagogi, iklim kelas,
dan kultur sekolah guna membangun visi sekolah yang menjunjung kesetaraan (Supriatin & Nasution, 2017a).
Pendidikan Multikurturalisme:
Pendidikan multikultural adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman budaya, etnis, suku, dan agama. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana semua siswa, tanpa memandang latar belakang mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi dari keragaman budaya. Menurut James Banks, pendidikan multikultural juga melibatkan integrasi berbagai budaya dalam kurikulum untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang kelompok etnik yang berbeda (Srinarwati, 2023).
Prinsip multikulturalisme dapat diartikan sebagai berikut, kesetaraan (Equality) semua siswa harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan tanpa memandang latar belakang mereka, saling Menghormati membangun sikap saling menghormati antar siswa dari berbagai budaya, keadilan sosial mengadvokasi keadilan sosial dalam sistem pendidikan untuk semua kelompok masyarakat (Rustam Ibrahim, 2013).
Pendidikan multikultural dapat diimplementasikan melalui:
Kurikulum Inklusif: Mengintegrasikan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman budaya.
Kegiatan Ekstrakurikuler: Menyelenggarakan acara atau program yang merayakan keberagaman budaya.
Pelatihan Guru: Melatih pendidik untuk mengelola kelas yang beragam dan memahami dinamika antarbudaya.
Implementasi Sebagai Upaya Dalam Menghadapai Primordialisme:
Pendidikan multikulturalisme berperan penting dalam mencegah primordialisme, yang sering kali muncul akibat ketidakpahaman dan ketidakmampuan untuk menghargai perbedaan di antara individu atau kelompok.
Berikut beberapa cara implementasi pendidikan multikultural dalam konteks ini:
Melakukan sosialisasi nilai multikurtural secara aktif kepada siswa dan orang tua, menciptakan Lingkungan Sekolah yang inklusif, sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman dengan menyediakan media pembelajaran seperti menyediakan poster, buku, dan sumber daya lain yang mencerminkan keberagaman budaya (Palipung et al., 2016).
Pendidikan multikultural harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, tidak hanya sebagai mata pelajaran terpisah. Hal ini dapat dilakukan melalui pengintegrasian materi, memasukkan tema-tema keberagaman dalam mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan, ilmu pengetahuan sosial, dan seni budaya. Hal ini membantu siswa memahami dan menghargai berbagai budaya dan tradisi yang ada di masyarakat. Menggunakan pendekatan kontribusi dengan menambahkan pahlawan dari berbagai etnis dan budaya ke dalam pembelajaran juga dapat menjadi solusi yang solutif, sehingga siswa dapat melihat kontribusi masing-masing kelompok atau budaya terhadap masyarakat luas (Supriatin & Nasution, 2017b).
Implementasi pendidikan multikulturalisme di sekolah merupakan langkah strategis untuk mencegah primordialisme. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman dalam kurikulum, melibatkan kegiatan ekstrakurikuler, melatih guru, menciptakan lingkungan inklusif, serta melakukan evaluasi yang tepat, sekolah dapat membentuk generasi yang lebih toleran dan saling menghargai perbedaan. Hal ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H