[caption caption="Serunya Belajar Menembak di SPN Lido (sumber: dokpri)"][/caption]Setiap perusahan memiliki berbagai cara untuk mendidik calon karyawan. Ada yang cukup dibekali dengan visi misi dan product knowledge dari perusahaan tersebut, tapi ada juga yang mempertimbangkan pendidikan karakter dan mental seperti yang pernah saya alami beberapa tahun silam. Pendidikan selama tiga minggu lebih di Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) Lido, Cigombong-Sukabumi, ini menorehkan berbagai pengalaman dari yang kocak hingga membuat bulu kuduk meremang. Â
Saat diberitahu kami akan mendapatkan training kesamaptaan di SPN Lido, saya menelan ludah. Apalagi tidak diberitahukan berapa lama kami akan merasakan training tersebut. Beberapa rekan wanita sesama karyawan baru nampak pucat karena kuatir trainingnya bakal penuh kegiatan fisik.
Kami para perempuan waktu itu sudah diwajibkan untuk memotong rambut. Bagian ini yang berat, rambut saya yang cukup panjang pun harus dipangkas tak lebih dari sebahu. Kakak saya sampai tertawa dan menyebut saya mirip Dora.
Sebelum berangkat, kami diminta untuk mencoba pakaian dinas lapangan (PDL) dan sepatu boot. Ternyata mengenakan PDL lengkap dengan wadah air minum dan sabuk cukup menyulitkan, apalagi ketika mengenakan sepatu boot. Berat dan susah melangkah. Wah belum apa-apa sudah terasa perjalanan ke Lido bakal cukup berat.
Akhirnya bus membawa kami ke SPN Lido yang luas. Dalam hati saya mencoba menenangkan diri, mungkin pelatihannya tidak jauh beda dengan pengkaderan ala ITS. Saya pernah mengalami pengkaderan ala ITS hampir dua semester yang melelahkan fisik dan mental, jadi saya saat itu hanya berharap training di SPN Lido ini tidak seburuk masa-masa pengkaderan saat mahasiswa.
Kami pun diantar ke asrama dimana kami mendapat tempat tidur dan lemari yang harus rapi setiap saat. Waktu itu kamar mandinya belum direnovasi sehingga kami tertegun melihat kondisi kamar mandinya yang memprihatinkan. Para rekan pria bernasib lebih malang, karena beberapa kamar mandinya tidak berpintu.
[caption caption="Kamar Tidur di SPN Lido yang Spooky (kredit: Eko Prasetyo)"]
Karena masih pemula, perlu waktu cukup lama untuk terbiasa dengan PDL dan sepatu boot. Sepatunya membuat langkah terasa berat.
Kegiatan sehari-hari diawali sejak Subuh. Selepas sholat Subuh kami harus melakukan olah raga pagi, seperti senam dan lari pagi. Bagian lari pagi di awal training sangat menyulitkan karena belum terbiasa dengan sepatu boot. Tapi lama-kelamaan saya terbiasa dan menyukainya. Â Setelah lari kami senam dan kemudian diperkenankan untuk bersih-bersih diri.
Oleh karena kamar mandi terbatas maka biasanya saya mandi sebelum Subuh dan cukup puas dengan mencuci muka setelah olah raga pagi. Setelah itu acara dilanjutkan apel makan pagi dan sarapan.
Ada berbagai apel yang harus kami jalani. Apel makan pagi, apel pagi, apel makan siang, apel makan malam, dan apel malam hari. Apel biasanya tidak lama dan untuk mengetahui apakah ada salah seorang di antara kami yang absen karena sakit.