Sebuah road movie yang mengenalkan keindahan pulau Seram dan sekelilingnya serta perkembangan karakter para tokohnya.
Belum banyak sineas Indonesia yang menggarap genre road movie atau film berbasis perjalanan, padahal ada banyak tempat di Indonesia yang menarik untuk dieksplorasi. Di dalam film berjudul Salawaku, penonton seolah diajak ikut berjalan-jalan menikmati keindahan panorama pulau Seram oleh Salawaku dan Saras sambil diikutkan dalam upaya menebak-nebak sebenarnya apa yang terjadi pada kakak Salawaku, Binaiya.
Kisah bermula dari kakak Salawaku, Binaiya (Raihaanun) yang pergi meninggalkan desa dengan berperahu. Adegan berikutnya beralih ke Salawaku (Elko Kastanya) yang nekat dan keras kepala mencari kakaknya. Meskipun Kawanua (J Flow Matulessy) telah berjanji menemaninya, ia merasa harus bergegas mencari kakaknya. Di tengah perjalanannya mengarungi lautan, ia berjumpa dengan perempuan muda yang terdampar seorang diri di sebuah gosong. Gadis bernama Saras (Karina Salim) itu kemudian memutuskan menemaninya.
Berbagai spot menarik pulau Seram pun dikulik dan dieksplorasi, dari pantainya, panorama bawah lautnya, hamparan laut dari bukit, air terjun dan tempat-tempat lainnya yang memanjakan mata. Wah benar-benar mengundang penonton untuk berkunjung ke pulau Seram.
Ada rekan yang menyebut film ini jualan panorama atau seperti iklan pariwisata, saya kurang setuju, meskipun memang kekuatan utama di film ini adalah sinematografinya yang indah dan juga diakui oleh juri FFI 2016. Panorama indah pulau Seram itu bukan sekedar pelengkap tapi juga unsur kuat dalam film ini dan merupakan tempat tinggal Salawaku, jika gambar-gambar itu tidak ada maka cerita dalam film Salawaku ini tidak akan hidup. Jikapun gambarnya indah dan seolah iklan pariwisata maka itu adalah bonus.
Hidup itu cuma tentang meninggalkan dan ditinggalkan
Saras berkata pada Salawaku bahwa ketika ia dewasa ia bakal paham jika kehidupan itu intinya meninggalkan dan ditinggalkan. Saras memiliki problema sendiri yang coba ia lupakan dengan jauh-jauh ke pulau Seram dari Jakarta.
Film ini pas diputar pada bulan Februari yang konon disebut bulan penuh cinta. Cinta itu universal bukan hanya tentang insan beda jenis, akan tetapi juga adik ke kakak dan juga persahabatan antarmanusia.
Sang sutradara Pritagita Arianegara juga patut diacungi jempol. Sebagai karya debut menyutradai film panjang, hasilnya tak bisa diremehkan. Salawaku berhasil meraih nominasi film terbaik FFI 2016 dan nominasi Tokyo International Film Festival 2016. Ke depannya ia akan semakin diperhitungkan sebagai sutradara dan akan menambah deretan sutradara wanita berbakat seperti Nia Dinata, Upi Avianto, Lola Amaria, Nan Achnas, Mira Lesmana dan Mouly Surya.