Sebentar lagi bulan puasa tiba dan kemudian tibalah agenda wajib mudik sebagian orang ke kampung halaman. Memang transportasi umum semakin banyak dan menjangkau untuk keperluan mudik, namun sebagian pihak masih menyukai menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan hemat dan fleksibilitas. Nah, agar kegiatan bermudik menjadi nyaman maka Kalian perlu cek dan ricek kondisi  kendaraan pribadi, termasuk memeriksa kaca film mobil Kalian.
Agenda mudik menjadi agenda tahunan kami, baik mudik ke kampung halaman di Malang, maupun ke rumah keluarga pasangan di Subang. Ada kalanya kami menggunakan transportasi umum, namun di beberapa kesempatan kami juga menggunakan kendaraan pribadi.
Tantangan terberat dari mudik tentunya perjalanan jauh yang memerlukan fisik yang prima. Badannya sih sudah fit, tetapi perjalanan pada siang hari memerlukan upaya lebih berat dibandingkan saat berkendara pada sore dan malam hari. Apalagi jika berkendara jauh tersebut saat berpuasa, maka energinya perlu diiirit-irit dan sebaiknya kondisi kesehatan tetap terjaga.
Tahun lalu kami berdua melakukan perjalanan ke kampung halaman di kota Malang. Saat cuaca masih pagi kami berdua berkendara dengan riang. Bayangan bertemu dengan orang tua dan sanak saudara membuat saya tersenyum gembira.Â
Ketika matahari mulai tinggi dan kami melintasi Cirebon maka senyum kami mulai berubah jadi garing. Senyum semakin getir ketika kami melintasi tol Kanci menuju Pejagan. Hawa begitu terik di luar dan jalan tol yang saat itu sedang dalam perbaikan membuat debu berterbangan. Kami pun menghidupkan AC dengan maksimal agar berkendara tetap nyaman. Namun sinar matahari tetap menyilaukan dan panasnya masih bisa menembus kaca.
Selepas beristirahat di Semarang, kami masih memerlukan sekitar 10 jam lagi untuk tiba di kota Malang. Saat berkendara di Gemolong-Sragen hingga ke Nganjuk, cuaca begitu panas dan matahari begitu menyilaukan mengurangi kenyamanan berkendara. Baru setelah tiba di Kediri kami tersenyum lega dan membuka jendela menikmati hawa yang sejuk.
Perjalanan lebih menyiksa pernah saya alami beberapa waktu sebelumnya ketika mudik bersama kakak. Mobil penuh dengan penumpang dan muatan. Kemacetan mulai terjadi sejak di Cirebon hingga Semarang. Oleh karena rapatnya kendaraan dan teriknya matahari, hawa di mobil pun ikut menjadi gerah meski AC pun sudah maksimal.
Selepas Semarang kemacetan mulai longgar namun ketika siang hari maka sinar matahari mulai merembet masuk. Kakak pun sibuk melapisi jendela samping di baris kedua dengan kain agar anaknya bisa tidur nyenyak, tapi usahanya tidak terlalu sukses. Panas dan cahaya yang menyilaukan masih merembet masuk ke dalam mobil membuat saya pun terjaga. Â
Saat acara Kompasiana Coverage bersama V-Kool inilah saya mendapat wawasan tentang kaca film yang membuat berkendara jauh lebih nyaman. Terus terang selama ini saya hanya mendengar nama V-KOOL tapi belum tahu produknya. Suami yang lebih tahu tentang dunia otomotif pun menjelaskan bahwa V-KOOL itu kaca film premium dan paling bagus kualitasnya untuk kategori kaca film di Indonesia. Oleh karena saya penentu putusan di dalam membeli sesuatu di keluarga kecil kami, maka saya pun tertarik untuk mengikuti acara coverage ini. Apalagi frekuensi kami berkendara jauh dengan kendaraan pribadi akhir-akhir ini semakin meningkat.
Sekitar pukul 10.00 setelah Kompasianer sarapan dan mencoba berbagai fasilitas yang disediakan bagi kustomer V-KOOL seperti bermain biliard, bersantai di sofa yang nyaman dan memanfaatkan kursi pijat, maka Kompasianer dibagi dua shift untuk mendapatkan materi dan juga uji langsung produk secara bergantian. Saya dan rombongan kompasianer yang berangkat dengan naik bus mendapat giliran pertama untuk berkeliling gerai dan melakukan uji coba.