[caption caption="Kong mengamuk gara-gara pulaunya diusik (dok. IMDB)"][/caption]
"Sometimes the enemy doesn't exist until you're looking for him".
Film tentang raja primata yang disebut Kong sebenarnya sudah bukan hal yang baru. Film Kong: Skull Island merupakan film remake ketiga setelah film remake tahun 1975 dan King Kong versi Peter Jackson yang sukses. Dari segi narasi mungkin kurang semenguras emosi ala Peter Jackson, tapi film ini bakal disukai oleh para penyuka film petualangan dan film monster. Visual efeknya begitu apik, rapi dan seperti menyatu.
Bagi yang sudah pernah menonton film tentang kera raksasa sebelumnya, jangan kuatir bosan, filmnya tidak persis sama. Filmnya lebih berkutat pada upaya akademisi untuk membuktikan teori dunia kopong yang dianggap banyak orang tidak masuk akal. Menurut Bill Randa (John Goodman) dan Houston Brooks (Corey Hawkins) ada sejumlah monster yang tidak diketahui kalangan awam yang dikuatirkan mereka akan kembali merebut dunia jika tidak diantisipasi sejak sekarang.
Usulan penelitian keduanya kemudian disetujui dengan kedok pemetaan geologis sebuah pulau di Pasifik agar tidak didahului Rusia. Mereka juga mendapat pengawalan dari pasukan militer Amerika yang bermarkas di Da Nang, Vietnam dipimpin Letkol Preston Packard (Samuel L. Jackson). Seorang tentara bayaran James Conrad (Tom Hiddleston) jurnalis foto Mason Weaver (Brie Larson), dan ahli biologi San Lin (Jing Tian) pun turut serta.
Helikopter mereka sukses memasuki pulau dari gangguan badai yang selalu menyelimuti pulau tengkorak tersebut. Namun, mereka tidak mengantisipasi kehadiran kera raksasa yang menyambut mereka dengan penuh kemarahan. Satu-persatu korban pun berjatuhan. Selain Kong, ada banyak hal mengerikan di pulau tersebut.
Film ini lebih mengingatkan saya pada film-film monster ala Jurassic Park, Godzilla, dan Pasific Rim dibandingkan King Kong versi sebelumnya oleh karena lebih bersifat petualangan dengan beberapajump scare. Saya jadi ingat pada pertengahan tahun 90-an film monster format layar lebar dan DVD, baik yang bagus maupun yang sangat buruk merajalela. Melihat gaung film Kong ini dimana didahului film Godzilla Resurgence versi Jepang tahun lalu, monster di The Great Wall dan rencana sekuel Pasific Rim tahun 2018, maka bisa jadi pada tahun-tahun mendatang layar bioskop bukan hanya didominasi film superhero melainkan juga para kaiju atau para monster.
Oh ya, ada beberapa isu yang diangkat pada film Kong seperti isu lingkungan, persaingan Amerika dan Rusia, ego, dan peperangan. Ya, film ini berlatar secuil Perang Dunia II dan lebih banyak di era Perang Vietnam, dimana pada perang di Asia Tenggara tersebut banyak prajurit Amerika frustasi karena ditentang oleh sebagian warganya. Film ini memang mendapat pengaruh dari film perang Platoon dan juga film monster Jepang populer seperti Neon Genesis Evangelion dan Princess Mononoke.
Dari segi emosi, King Kong versi Peter Jackson lebih berhasil mengaduk-aduk emosi penonton. Film King Kong Peter Jackson dan King Kong tahun 1933 yang lebih setia pada ide Merian C. Cooper
Di sini peran manusianya kurang begitu menonjol meskipun ada nama Tom Hiddleston (The Avengers, Thor, Crimson Peak), Jing Tian (The Great Wall), dan Toby Kebbell (a Monster Calls, Ben-Hur, Warcraft) yang sedang naik daun, juga ada Brie Larson dan Samuel L. Jackson yang pernah meraih Oscar. Memang tokoh utamanya adalah Kong yang digerakkan oleh sosok Terry Notary.
[caption caption="Tim ekspedisi Skull Island (dok. IMDB)"]