Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Kucing Kampung Santap Pakan Kemasan

18 Mei 2015   07:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 3748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_418165" align="aligncenter" width="400" caption="Nero Tidur Nyenyak Setelah Kenyang"][/caption]

Kucing kampung identik dengan kesahajaan. Sebagian di antara mereka yang hidup di jalanan yang keras. Sehari-hari mereka terbiasa dengan nasi plus lauk kadang sisa makanan di tong sampah. Lantas bagaimana jika mereka dihadapkan pada pakan kemasan yang biasa disantap kucing rumahan?

Ada dua kucing kampung yang biasa singgah dan tidur di halaman rumah kami. Nori dan anaknya yang sudah remaja bernama Nero. Mereka terbiasa dengan nasi dan ikan sebagai makanan keseharian mereka. Ketika kami bepergian cukup lama, saya merasa kuatir akan kebutuhan nutrisi mereka. Kemudian terbesit ide untuk mengenalkan keduanya pada pakan kemasan.

[caption id="attachment_418166" align="aligncenter" width="195" caption="Nero dan Nori Suka Mengintip Jika Ada yang Makan"]

14319101311299652740
14319101311299652740
[/caption]

Saya membeli pakan kucing kemasan yang harganya terjangkau. Sebelum berangkat, saya uji coba makanan tersebut kepada Nori dan Nero. Saya letakkan segenggam makanan kering tersebut di hadapan mereka. Nero dan Nori mengendusnya dan mereka mulai mengunyahnya. Sepertinya mereka cukup menyukainya dan bisa menerimanya.

[caption id="attachment_418167" align="aligncenter" width="322" caption="Icip Pakan Kemasan"]

1431910192433822163
1431910192433822163
[/caption]

Saya pun menitipkan sekaleng pakan kucing tersebut kepada satpam dan berpesan untuk memberi makan kucing tersebut sehari dua kali. Ketika kami tiba seminggu kemudian, dua ekor kucing itu menyambut saya dengan lincah. Karena masih lelah saya memberikan mereka makanan kering tersebut yang disambut kurang hangat. Dalam hati saya bertanya-tanya mungkin mereka bosan.

[caption id="attachment_419974" align="aligncenter" width="250" caption="Kalau Lapar Nori pun Doyan Pakan Kucing"]

14325281711418150911
14325281711418150911
[/caption]

Karena kasihan, malam-malam saya berjalan kaki membeli pecel lele. Kepala lele dan sepertiga dagingnya saya campur dengan nasi dan saya hidangkan ke keduanya. Dan mereka menyambut dengan sukacita. Ekor mereka bergerak-gerak riang dan mereka makan dengan lahap. Esok harinya saya coba lagi dengan makanan kemasan. Responnya tetap sama. Agak malas.

Rupanya Nero dan Nori lebih suka dengan racikan saya, nasi dan ikan apa aja, terkadang nasi dan kepala udang, nasi dan ayam goreng, tergantung yang kami santap hari itu kecuali ada persediaan ikan cue alias ikan pindang. Makanan favorit Nori adalah nasi kepala udang sedangkan Nero lebih gemar nasi dan ikan cue atau ikan tongkol hehehe. Mungkin alasan keduanya lebih doyan makanan manusia daripada makanan instan karena merasa diperhatikan ya. Atau gara-gara pakan kemasan yang saya beli bukan yang termasuk nikmat bagi dua kucing kampung tersebut.

[caption id="attachment_418168" align="aligncenter" width="398" caption="Kucing Kampung Terbiasa dengan Makanan Manusia"]

143191024715747344
143191024715747344
[/caption]

foto: koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun