Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Buka Bersama di Malam Perayaan Natal

14 Juni 2016   19:47 Diperbarui: 14 Juni 2016   19:55 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Buka Bersama dengan Rekan Berbeda Agama (sumber: clipartof.com)"][/caption]Waktu SMA,  kawanku membuat acara yang unik. Ia mengundang saya dan dua teman lainnya berbuka bersama. Saya dan dua teman lainnya, sebut saja Ana dan Ani tertawa, serius nih? Ternyata ia serius. Jadilah acara buka bersama yang unik, karena bukber tersebut diadakan saat malam perayaan natal.

Kawan saya,sebut saja Nita, beragama nasrani. Ia anak yang terbuka dan mudah bersahabat. Meskipun di antara kami hanya saya yang tidak sekelas dengan mereka, Nita selalu suka mengundang saya ke acara ini dan itu. Tapi undangan kali ini benar-benar berbeda, sehingga kami bertiga memastikan Nita dan tamu undangannya tidak keberatan kami bertiga bergabung di acaranya.

Acara malam perayaan Natal tersebut memang digelar di rumah Nita. Ia mengundang keluarga dan teman-teman SMA untuk melantunkan puji-pujian pada malam perayaan Natal. Dan kebetulan pada tahun tersebut puasa dan Natal memang berbarengan. Oleh karena Nita merasa kami bertiga kawan dekatnya ia merasa berhak mengundang kami. Kami bertiga pun luluh dengan niat tulus Nita dan memenuhi undangan tersebut.

Acaranya berjalan lancar. Menilik dari tamu undangan yang datang, memang hanya kami bertiga yang muslim, sedangkan lainnya beragama nasrani.

Sebagian di antara tamu undangan juga teman-teman kami di SMA yang sama. Sehingga kami pun cepat berbaur. Nita juga rupanya telah menginformasikan bahwa ia mengundang kami sehingga hanya 1-2 yang heran melihat kami ikut di acara tersebut.

Rumah Nita telah berhias. Ada banyak lilin yang nanti dipergunakan untuk acara inti. Kue-kue juga terhidang, begitu juga dengan aneka masakan. Namun, para undangan tidak ada yang menyentuh makanan, menghormati kami yang masih berpuasa. Sampai saya merasa kurang enak hati. "Eh, kalau Kalian haus dan ingin makan, nggak papa kok..."

Mereka menampik dengan alasan sebentar lagi bedug tiba. Dan setelah azan Maghrib barulah mereka mengedarkan minuman dan mengambil aneka kue yang nampak lezat. Teman-teman juga mengucapkan kepada kami selamat berbuka.

Acaranya asyik-asyik saja. Kami bertiga sholat Maghrib di kamar Nita. Setelah itu baru kami bergabung dengan antrian untuk makan berat. Menunya juga aman-aman saja. Kami yakin Nita juga tidak akan menyajikan makanan non halal tanpa memberitahu kami sebelumnya.

Saat makan kami pun larut dengan perbincangan bersama tamu undangan. Membicarakan liburan yang sebentar lagi tiba, membahas ulangan dan sebagainya, khas anak SMA.

Setelah bersantap, kami bertiga merasa acara spesial untuk kami telah selesai. Kami berpamitan dan gantian memberikan ucapan kepada Nita dan tamu undangan lainnya untuk perayaan Natal mereka.

Setelah Kami berjalan beberapa meter dari rumah Nita, saya melihat lampu rumah Nita dimatikan. Yang terlihat dari luar adalah pendar cahaya dari lilin-lilin. Lalu melantunlah kidung puji-pujian yang syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun