[caption caption="Fio Menggarap Desain Pesawat dengan Penuh Semangat (sumber: screenshoot film.Porco Rosso)"][/caption]
Di dunia Ghibli segala sesuatu bisa mungkin terjadi. Yang paling saya sukai di anime-anime yang diproduksi Ghibli, wanita memiliki peran yang besar, termasuk di anime lawas berjudul Porco Rosso. Pada film animasi ini Fio menjadi perancang pesawat terbang yang dikemudikan pilot kawakan bernama Marco alias Porco Rosso.
Marco Pagot awalnya seorang pilot yang tergabung di kesatuan angkatan udara Italia. Namun satu-persatu rekannya tewas semasa perang dan ia mendapat kutukan sehingga wajahnya berubah menjadi babi. Meski wajahnya berubah, setiap orang tidak pernah merendahkannya, bahkan pemilik hotel Adriano sekaligus sahabatnya yang jelita, Gina, selalu menyemangatinya. Kepiawaiannya mengemudikan pesawat juga semakin menjadi-jadi, namun ia memilih menjadi pilot pemburu hadiah.
Marco yang kemudian dikenal sebagai Porco Rosso hidup dari pilot pemburu hadiah. Ia menyelamatkan anak-anak dari para pembajak dan menolong ini itu dari tangan para bandit sehingga ia memiliki banyak musuh yang ingin membalas dendam. Suatu ketika ia bernasib naas dan pesawatnya rusak parah. Ia pun meminta bantuan orang kepercayaannya, Picollo, dimana sahabatnya malah mempercayakannya ke cucunya yang masih berusia 17 tahun.
Porco kesal ia pun hendak mencari mekanik lainnya. Tapi ia kemudian menyadari ketidakpercayaannya akan kemampuan Fio dikarenakan ia wanita dan masih muda. Ia lalu memberi kesempatan pada Fio dan terkagum-kagum melihat kemampuannya.
Gadis remaja prodigy ini dengan tangkas merancang pesawat yang jauh lebih prima. Sedangkan pembuatan pesawat ia percayakan ke para pekerja yang masih keluarganya. Yang membuat tertawa semuanya wanita dan ada yang sudah nenek-nenek tapi tetap cekatan.
[caption caption="Para Wanita Berbagai Lapisan Usia Bekerja Keras Membuat Pesawat (sumber: screenshoot dari film Porco Rosso"]
Pesawat buatan Fio mampu bermanuver lebih baik dan terbang lebih cepat dari pesawat lamanya. Namun para bandit kembali membayangi. Akhirnya mereka bertaruh, para bandit diwakili pilot muda bernama Curtis. Mereka bertarung siapa yang lebih unggul di angkasa. Wah kira-kira siapa ya yang memenangkan taruhan?
Awalnya saya sangsi melihat tokoh utama film ini. Akan tetapi sejak film ini dimulai, alurnya begitu menarik, apalagi ketika peran tokoh wanita di sini semakin kuat dengan hadirnya Fio dan saudara-saudaranya. Fio hidup di keluarga yang bekerja sebagai mekanik pesawat sehingga ia dengan terampil mampu merancang dan merakit pesawat. Porco Rosso yang awalnya menganggap remeh Fio, hanya bisa berpangku tangan melihat Fio memimpin saudara, bibi, dan neneknya membuat bagian-bagian pesawat dan kemudian merakitnya.
Cerita ini makin menarik karena berlatar masa perang dunia pertama. Latar waktu dan tempatnya detail, dimana pertempuran angkatan udara Italia melawan pasukan Austria-Hungaria terjadi pada PD I. Di sini Porco Rosso tidak menyukai pemerintahan di negara Italia yang masa itu dipimpin diktator. Ia memutuskan keluar dari kesatuan dan memilih hidup sebagai pemburu hadiah karena merasa lebih bebas. Akibatnya ia dikejar-kejar intelijen dan polisi Italia. Ia hanya berujar. “Better a pig than a fassict!”
[caption caption="Porco Rosso Awalnya Pilot Tampan yang Mendapat Kutukan (sumber: screenshoot film Porco Rosso)"]