Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Akhir Petualangan Ben, Nero dan Jempol Setan

30 November 2015   16:37 Diperbarui: 30 November 2015   17:34 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kucing Nero yang Bikin Ben Pusing Akan Kenakalannya"][/caption]Dewi Puspa, 11 

Jika ada manusia yang enggan lepas dari dunia mimpi kembali ke dunia realita, itu adalah Ben.

Ben memaki-maki dirinya kembali ke kasurnya yang apak dan bau iler. Ia dongkol setengah mati kenapa dirinya tidak lagi di desa Kamposaina atau Kempesianu yang warna-warni. Rasanya mau nangis terpisah dari puteri jempol alias Yerekim yang seksi dan cerdas.

Nero masuk dari jendela kamar dan langsung melompat ke kasur Ben dengan satu kali lompatan sempurna. Hap hinggap sempurna di wajah Ben. Wajah Ben langsung tertutup oleh badan Nero sedangkan ekornya menggelitik hidung Ben yang membuatnya bersin dan ekstra dongkol.

Kucing ane bukan...datang melulu ke kamar ane...!!! Ben menggoyang-goyangkan mukanya sehingga Nero pun terlepas. Sebelum pergi kucing itu sempat-sempatnya pantatnya naik dan keluarlah mata air berwarna kekuningan di kasur Ben.

Ben makin uring-uringan. Sebuah pagi yang terasa dikutuk. Nyak Ipeh yang masih memberi makan ayam langsung berlari disertai babehnya mendengar kehebohan di kamar Ben. Bahkan si Ipin yang baru pulang dari shift malamnya spontan berlari tak ingin melewatkan kejadian istimewa yang kerap menimpa abangnya.

“Astaga biyung...anakmu ini..sudah kepala tiga masih saja ngompol. Baunya amit-amit!”

Nyak memegang kepalanya sambil berteriak berputar-putat di kamar Ben. Babeh tak kalah pusing menyaksikan anak pertamanya yang penampilannya acak kadut dan baunya ampun-ampunan ini.

“Sudah diruwat eh kok masih kayak gini saja. Apa jempol setan dan segala aneh-aneh di ceritamu itu
masih ada Ben?” Nyak Ipeh rasanya tak sabaran, ingin menjewer telinga Ben.

Kemarahan Ben langsung lenyap berganti ketakutan melihat wajah Nyaknya. Duh badan ane kayak kagak mandi berhari-hari belum lagi bau pesing ini. Padahal Nero di mimpi ane kucing baik-baik, kawan mahaguru Jati. Di sini malah jadi kayak kucing tambeng. Ben tak habis pikir memikirkan kesialannya.

“Nyakk Babeh jangan kuatir. Ane sudah dapat bekal mantra dari putri jempol. Setan jempol dan lelembut lainnya bakal kalah sama mantra jitu. Sudah koit mereka Nyakkk, hidup ane bakal kayak dulu lagi..Ben bakal jadi anak baik, berbakti sama Nyak dan Babeh..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun