Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Automata : Ketika Robot Mulai Menjadi Ancaman

1 Desember 2014   03:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:24 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14173555061548074512

[caption id="attachment_379449" align="aligncenter" width="500" caption="Poster Film (sumber situs resmi Automata)"][/caption]

Cerita robot yang semakin cerdas dan semakin mandiri dari manusia bukan sesuatu yang baru. Ada nama Antonio Banderas di sini dan latar belakang  penghuni bumi di ambang kemusnahan yang menjadikan penonton, termasuk saya, penasaran akan film Automata yang mulai menghiasi layar lebar. Apakah film ini layak disejajarkan dengan film sains fiksi seperti Artificial Inteligence, I, Robot, Blade Runner, dan sebagainya?

Film dibuka dengan narasi tentang kondisi bumi pada 30 tahun mendatang. Pada tahun 2044 terjadi badai matahari yang membuat permukaan bumi mengalami radiasi sehingga umat manusia pun menyusut hingga 0,3% atau sekitar 20-an juta jiwa. Sebagian besar alam berubah menjadi gurun pasir dan manusia membangun kota perlindungan dengan bantuan robot yang disebut Pilgrims, produksi perusahaan robot ROC.

Penonton kemudian diperkenalkan dengan tokoh utama, Antonio Banderas, yang berperan sebagai Jacq Vaucan, seorang investigator dari perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan ROC. Apabila ada klaim berkaitan dengan robot, maka Jacq akan memeriksanya terlebih dahulu, sebelum perusahaan memutuskan untuk membayar asuransi.

Konflik dalam film ini berawal ketika ia mendapat perintah untuk menginvestigasi laporan tentang penembakan sebuah robot yang dilakukan oleh polisi bernama Wallace (Dylan McDermott). Polisi itu beralasan ia harus menembak robot itu karena robot itu berupaya memperbaiki dirinya sendiri dan nampak ‘hidup’.

Laporan itu nampak konyol, karena setiap robot memiliki dua protokol, melindungi manusia dan dilarang mengubah atau memperbaiki dirinya. Namun, berdasarkan hasil autopsi laboratorium, ada bagian dalam robot yang berubah. Dari hasil penelusurannya, Jacq menemukan baterai nuklir yang disembunyikan oleh robot yang tertembak dan sebuah robot yang membakar dirinya sendiri. Untuk menyelesaikan teka-teki tersebut, Jacq pun meminta bantuan Wallace dan Dr Dupre (Melanie Griffith), wanita misterius yang memperbaiki robot-robot di daerah kumuh. Namun, ada pihak yang ingin investigasi tersebut dihentikan dan robot ‘hidup' itu dibasmi segera. Jacq merasa tertekan untuk segera menyelesaikan misteri tersebut dan menemui istrinya (Birgitte Hjort Sørensen) yang hendak melahirkan.

Alur film ini agak datar dan lambat. Gaya penceritaannya bertele-tele dan hingga duapertiga film penonton dibiarkan menerka-nerka motif dari robot ‘cerdas’  dengan baterai nuklirnya, para pembuat robot ‘cerdas’ dan motifnya, dan tujuan dari pihak yang ingin membungkam fenomena ini. Meskipun penuh tanda tanya, ada beberapa penonton yang mulai nampak bosan dengan ceritanya yang tak kunjung arah ini, bahkan penonton di sebelah saya mulai tertidur.

Jalan ceritanya sebenarnya cukup menarik, dimana manusia mulai terancam dengan keberadaan robot yang mampu mematikan protokol kedua sehingga lebih mandiri, lebih cerdas, dan lebih ‘hidup’. Di sini juga terdapat ironi dimana sejumlah manusia tetap berjiwa kapitalis dan egois meskipun penghuni bumi sudah di ambang kepunahan. Namun selain alurnya yang lambat dan tidak ‘fokus’, ada beberapa plot hole seperti keberadaan burung pemakan bangkai di daerah gurun yang terpapar radiasi tinggi dan cokelat yang tidak leleh di daerah bersuhu tinggi.

Secara keseluruhan film ini jauh di bawah ekspetasi saya untuk film sains fiksi.

Detail Film:

Judul : Automata

Sutradara :    Gabe Ibáñez

Pemain : Antonio Banderas, Birgitte Hjort Sørensen, Melanie Griffith, Dylan McDermott , dan Robert Forster

Rating : 6,5/10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun