Mem-bully seseorang baik secara verbal maupun fisik masih sering terjadi di sekeliling kita. Mungkin ada yang menganggap tindakan itu wajar dan biasa saja. Padahal, dampak cercaan dan hinaan itu besar dan bisa menyebabkan trauma. Kisah sedih anak perempuan cacat yang di-bully dikisahkan dalam anime berjudul A Silent Voice.
Film animasi Jepang ini tayang awal Mei silam di Indonesia. Film ini banyak mendapat apresiasi atas kualitas grafis dan kisahnya yang apik. Cerita berpusat tentang seorang gadis bernama Shouko Nishimaya yang masa kecilnya dilalui dengan suram karena mendapat cercaan dan menjadi bulan-bulanan kawan-kawannya.
Shouko Nishimaya memiliki gangguan pada pendengaran. Ia tuli sehingga ia pun kesulitan untuk berbicara. Meskipun demikian, ia bisa menulis sehingga ia pun memberanikan diri untuk masuk ke sekolah umum. Tapi rupanya pilihannya itu salah.
Awalnya teman-temannya penasaran akan sosoknya. Namun, lama-kelamaan mereka malas berbicara dengannya dan mengucilkannya. Bahkan seorang anak laki-laki populer di SD tersebut, Shouya Ishida, kerap mengolok-olok suaranya dan mencederainya. Saat ia melihat si anak perempuan tersebut hanya diam dan malah meminta maaf, ia semakin nakal. Hingga suatu ketika ia berbuat keterlaluan dan si anak perempuan malang itu kemudian pindah sekolah.
Kepala sekolah dan guru menghukumnya. Ibunya malu akan sikapnya dan kawan-kawannya berbalik mengucilkannya. Sejak saat itu nasibnya bak neraka, hingga ia ingin berbuat nekat. Ia seolah-olah mendapat kesempatan kedua ketika bertemu secara tak sengaja dengan Shouko. Apakah Shouko dapat memaafkan perbuatan Shouya cs?
Sedih dan menguras emosi. Film animasi ini terdiri atas dua babak di mana ketika para tokoh utama masih anak-anak dan saat mereka telah duduk di bangku SMA. Saat-saat Shouko masih SD, saya selalu merasa nelangsa ketika ia dikerjai baik secara verbal maupun secara fisik. Bagian menyedihkan ketika alat bantu pendengarnya dicopot secara paksa hingga ia berdarah. Si Shouko tetap tabah mendapat perlakuan jahat dan bahkan meminta maaf agar ia dapat berkawan yang membuat Shouya Ishida cs makin beringas.
Sungguh kasihan Shouko. Padahal ia hanya ingin berteman dan tak ada niatan jahat. Saat akhirnya Shouko menjadi gadis remaja dan ketakutan bertemu dengan teman-teman yang dulu suka mengerjainya, saya menganggap sikapnya adalah wajar sebagai bentuk defensifnya. Adik dan ibunya juga menjadi protektif karena tak ingin kembali terluka secara fisik dan batin.
Ya, kisah anime ini khas remaja dan masih relevan hingga sekarang. Alur ceritanya dinamis dan perkembangan karakter tokoh utamanya pun terlihat. Film ini sendiri diangkat dari manga berjudul sama.
Setelah Kimi no Na wa (Your Name) yang populer dan mendulang banyak pujian, standar anime yang tayang di layar lebar semakin tinggi. Dari segi emosi film ini setara dengan Kimi no Na wa, tapi dari urusan grafis, A Silent Voice masih di bawah satu level dengan anime karya Makoto Shinkai, produksi studio CoMixWave tersebut. Pekerjaan rumah bagi rumah produksi Kyoto Animation untuk meningkatkan detail grafisnya sehingga semakin hidup dan memanjakan mata.