Kata ayah, bulan Ramadan itu mengajarkan umat Islam untuk lebih peka terhadap kondisi sosial. Oleh karena itu tidak perlu bermegah-megah dan berlebihan, cukup seadanya, seperti biasanya. Dulu waktu kecil memang berharap menu makan Ramadan dan lebaran istimewa, lebih nikmat dan lebih banyak. Namun ketika dewasa, hal tersebut sudah tidak penting lagi. Ramadan jadi ajang untuk meningkatkan nilai diri dan spiritual.
Saya lebih sering memasak sendiri saat Ramadan. Hanya kadang-kadang membeli makanan-minuman takjil. Itupun biasanya milihnya lama, memuaskan diri dulu untuk melihat-lihat, baru kemudian hanya membeli satu dua.
Pos Pengeluaran Besar di Makanan
Pos pengeluaran yang besar pada saat Ramadan menurut saya memang pos makanan minuman. Memang pada saat puasa ada keinginan untuk membeli aneka macam makanan minuman. Rasanya ingin membeli semuanya karena nampak lezat dan segar di mata.
Cara menekan biaya untuk pos makanan yang terbukti hemat adalah memasak sendiri. Belanja sembako bisa bulanan, sedangkan belanja untuk bahan-bahan segar bisa tiap minggu.

Belanja sembako dan bahan kering di antaranya beras, minyak goreng, gula pasir, gula merah, kecap, saus botol, dan lada. Sedangkan belanja untuk mingguan bisa berupa telur, sayur, aneka bumbu seperti bawang, cabe, ikan, dan aneka lauk lainnya.
Sebenarnya paling hemat jika belanja di Kramat Jati. Jika malam hari, ada banyak pedagang sayuran, buah, dan ikan dengan harga hemat di sekitaran Jalan Kramat Jati. Saya sering membeli ikan pindang alias ikan cue dan tongkol untuk dimasak buat sendiri dan buat para kucing.
Cara menyimpan bahan makanan juga penting. Saya masih belajar cara menyimpan bumbu, sayur, dan lainnya agar kesegarannya lebih tahan lama. Rasanya sedih banget ketika sayuran mulai kering.
Agar makin hemat memasak perlu direncanakan. Sayangnya saya tipe yang suka memasak secara spontan. Bisa saja tiba-tiba ingin sekali memasak sayur bayam dengan labu dan ikan goreng. Kadang-kadang ingin masak ayam panggang dengan resep buatan sendiri.
Dengan belanja Rp200 ribu bisa digunakan untuk memasak tujuh hari, makan dua kali untuk dua orang atau lebih. Kisaran biaya ini tentu lebih hemat jika dibandingkan membeli makanan jadi yang harganya Rp25 ribu sekali makan.