Seperti apa potret kehidupan masyarakat pesisir saat ini? Mengapa banyak masyarakat yang tinggal di pesisir belum sejahtera? Topik ini menjadi bahan diskusi yang seru di acara Talkshow Potret Kehidupan Sosial Masyarakat Pesisir yang diadakan di Museum Bahari, Rabu (15/1).
Sebagai narasumber ada Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. R Hendrian,  Corporate Secretary (Deputy Director),  PT Tempo Inti Media Tbk, Jajang Jamaludin, dan Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage Nofa Farida Lestari. Diskusi dipandu oleh Karina A. Mintahir,  Indonesia Hidden Heritage Creative Hub dan Amani Rahutri Radhwarana dari Perempuan Laut Indonesia.
Acara diawali dengan sambutan dari Kepala UP Museum Kebaharian Jakarta Mis'ari dan Ketua AMIDA Jakarta Paramita Jaya Yiyok T. Herlambang. Peserta acara sendiri berasal dari berbagai kalangan, dari komunitas pecinta sejarah dan kelompok minat lainnya, wakil museum-museum, content creator, hingga akademisi.
Sejak beberapa tahun terakhir, Museum Bahari gencar mengadakan program kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mengembangkan kawasan di sekeliling Museum Kebaharian Jakarta yang masuk wilayah pesisir Jakarta, yaitu  Museum Bahari, Situs Marunda (Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam) , dan Taman Arkeologi di Pulau Onrust. Selain itu Museum Bahari juga menyimpan cerita dan koleksi sejarah pesisir di berbagai daerah di Indonesia.
Ada begitu banyak program kegiatan dan kreasi Museum Bahari, baik bekerja sama dengan Indonesia Hidden Heritage baik lewat MLEADS (Museum For Local Economic Development and Social Changes) maupun dengan kolaborator lainnya. "Semangat berkreasi, ojo kendor," ujar Mis'ari mengenalkan salam Museum Bahari.
Ketua AMIDA Jakarta Paramita Jaya Yiyok T. Herlambang menekankan pentingnya karakter museum yang bersifat social return, yakni kehadiran museum bisa berdampak ke masyarakat. Museum bukan hanya sebagai tempat menyimpan koleksi bersejarah, namun bisa menjadi tempat berkegiatan dan mengadakan berbagai program yang bisa memberdayakan masyarakat sekitar.
Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. R Hendrian menganggap kekayaan sumber daya laut dan panjangnya garis pantai di Indonesia masih kontradiktif dan tidak sebanding dengan kesejahteraan masyarakat pesisir. Negara Indonesia adalah negeri kepulauan yang kaya hasil laut tapi sayangnya masih banyak warga pesisir yang miskin. Di satu sisi lingkungan pesisir juga makin terdegradasi. "Ibaratnya seperti ayam mati lumbung padi," ujarnya.
Untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat pesisir perlu kolaborasi banyak pihak, karena hal tersebut cukup rumit. Ia mencontohkan soal zonasi, harus jelas peruntukan zona, apakah zona untuk konservasi, budidaya perikanan, atau untuk keperluan wisata.