Jika XXI Empire merupakan pusat tontonan, maka JAFF Market adalah tempat bertemunya para sineas dan pelaku industri perfilman. Selama tiga hari, 3-5 Desember ada ekspo besar-besaran untuk memamerkan karya atau sebagai sarana untuk mengajak kolaborasi dan mendapatkan pendanaan. Ketika ke sana, acaranya sudah mau selesai. Namun memang JAFF Market bagi mereka yang ingin terlibat di ekosistem perfilman, termasuk yang baru memulai dan baru tertarik.
Nah, di Gedung Inovasi dan Kreativitas UGM ada pemutaran Samsara dalam konsep cine-concert. Di ajang ini diputar film Samsara yang disutradarai oleh Garin Nugroho dengan dukungan musik gamelan dan modern secara langsung.
Penonton memadati setiap area pertunjukan. Suara musik dari gamelan dan suling berpadu serasi dengan musik modern dari seorang DJ. Tiga sinden bernyanyi dengan begitu merdu memberikan suasana yang dramatis dan makin menghidupkan cerita.
Perhatian terpusat ke layar dan penampilan para seniman musik tersebut. Permainan lampu juga membantu mendramatisasi adegan. Sekitar 90 menit, penonton terhipnotis oleh pertunjukan tersebut. Ketika layar telah mengeluarkan daftar kredit, para penonton memberikan aplaus meriah kepada para musisi. Baru kemudian Garin Nugroho serta perwakilan pemain dan kru film tampil bergabung di panggung.
Wah meski hanya sekilas mencicipi suasana JAFF 2024, aku bisa memahami alasan para sinefil rela datang jauh-jauh untuk menikmati euforia ini. Mereka bisa menikmati film dan segala hal tentang film dengan sepuasnya, bahkan atmosfernya saja sudah menyenangkan.
 JAFF salah satu festival film yang berhasil memberikan dampak ekonomi. Karena, tak sedikit sinefil mancanegara yang juga datang hanya untuk menikmati kemeriahan festival film tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H