Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menikmati Suasana JAFF 2024, Serap Euforia dan Ngobrol dengan Sinefil Malaysia

7 Desember 2024   00:02 Diperbarui: 7 Desember 2024   00:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan yang epik (dokpri) 


Gerimis masih rajin menyambangi kota Yogyakarta. Meski demikian, beberapa tempat yang menjadi lokasi penyelenggaraan JAFF rame oleh para sinefil dari berbagai kota hingga mancanegara. Ya, Jogja-NETPAC Asian Film Festival alias JAFF ibaratnya lebaran dan halal bihalalnya para sinefil.

Tahun ini adalah kali pertama aku mencicipi suasana JAFF. Aku menyesapi sejenak suasana di XXI Empire yang menjadi lokasi pemutaran film, Jogja Expo yang menjadi tempat JAFF Market, dan Gedung Inovasi dan Kreativitas UGM yang menjadi tempat penyelenggaraan cine-concert Samsara.

Aku sendiri hanya menargetkan menonton cine-concert Samsara di JAFF. Sementara, beberapa film pilihanku sudah sold-out.

Di halaman XXI Empire ada begitu banyak UMKM yang menjual aneka makanan minuman, ada bubur, bakso, dan makanan lainnya. Juga ada penjual teh jahe dan kopi rempah. Panggung untuk para musisi tampil juga disediakan.

Suasana saat malam tetap terasa hidup. Oleh karena aku tak punya agenda khusus, maka aku mengobrol dengan para sinefil tentang hal-hal apa saja yang berkaitan dengan film. Kebetulan ada dua rekan sinefil dari Malaysia yang kemudian bergabung.

Mereka menjadikan acara JAFF ini sebagai agenda wajib untuk menikmati film-film berkualitas, sekaligus merasai suasananya. Bahkan mereka bersedia mengeluarkan kocek yang tak sedikit untuk menjadi sahabat Hanoman.

Kami mengobrol seputar JAFF, sebelum obrolan kami membahas tentang popularitas film-film Indonesia di Malaysia. Ya, film Indonesia termasuk populer di Malaysia, sehingga tak sedikit rumah produksi yang menjadikan Malaysia sebagai target pasarnya.

Untuk tahun ini film yang mendapat perhatian besar di Malaysia adalah Ipar Adalah Maut karena kontroversinya. Ada yang berpendapat ceritanya tidak umum, mereka baru kali itu mendengar ada cerita nyata seseorang bisa bersikap jahat kepada istri dan adik iparnya.

Sementara film Joko Anwar, Siksa Kubur, agak bernasib kurang beruntung di Malaysia. Ada sensor keras dari institusi setempat karena ada beberapa hal yang dianggap isunya sensitif. Judulnya pun diubah hanya 'Siksa'.

Ketika aku bertanya film Indonesia mana yang disuka, keduanya kompak menyebut Badarawuhi di Desa Penari. Keduanya menganggap ceritanya menarik karena memiliki unsur lokal kedaerahan. Namun untuk film Indonesia favoritnya sepanjang masa, keduanya menyebut Autobiography. Film tersebut apik dari segi visual maupun materi ceritanya.

Percakapan kami masih panjang. Kami membahas harga tiket bioskop, film-film Malaysia yang lagi beken, juga film mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun