Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Habis Lari Jajan Kue Wajik

28 Oktober 2024   00:07 Diperbarui: 28 Oktober 2024   00:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pagi itu cuaca begitu cerah. Pukul lima lewat sepuluh, langit sudah mulai terang. Aku mulai melakukan pemanasan sebentar, sebelum berolah raga. Rute lariku hanya sekitar rumah.

Hawa begitu segar karena di kanan kiri jalan masih banyak pepohonan. Karena akhir pekan, ada beberapa orang yang juga sibuk berolah raga. Biasanya di sekitaran taman kota dan kawasan CFD, jam-jam segini sudah mulai ramai, begitu juga di sekitaran Kampus UI di Depok. Kali ini aku ambil rute yang dekat saja.

Ketika masih berada di sekitaran kompleks rumah, jalanan begitu sepi sehingga aku bebas berlari. Namun ketika ruteku masuk jalan biasa, aku harus lebih waspada.

Toko-toko beberapa sudah mulai dibuka. Warung penjual soto mie Bogor sudah mulai nampak aktivitas, mungkin menyiapkan bumbu dan merebus dagingnya biar empuk. Warung yang menjual sayuran dan bahan makanan lainnya juga  mulai sibuk. Akhir pekan tak jauh beda dengan hari-hari biasa.

Kali ini aku berbelok ke gang yang sudah lama tak kukunjungi. Aku penasaran ada apa saja di sana.

Ada banyak hal baru kujumpai seperti adanya agen gas dan minimarket yang makin merajalela hingga masuk ke gang-gang. Kasihan toko sembako biasa, harus bersaing dengan mereka. Padahal sudah ada sekian banyak minimarket di jalan utama.

Aku sudah tak bisa lagi lari kencang. Jalanan tak menyenangkan di gang ini. Banyak trotoar berlubang, jalanan berkelok-kelok, dan pengemudi motor melaju dengan kencang.

Pandanganku tertumbuk pada penjual makanan. Seorang nenek menjaga stannya. Ada donat, risol mayo, dan aneka jajanan basah. Aku tertarik dengan jajanan tradisionalnya. Ada ongol-ongol, kue lapis sagu, wajik, dan kue talam. Harga perbuahnya Rp 3 ribu.

Aku memilih tiga kue, talam, kue lapis, dan wajik. Inilah yang bikin berat badanku tak kunjung turun hehehe. Aku suka lapar mata. Untungnya aku hanya bawa uang jajan sedikit, sehingga tak kalap beli banyak.

Aku menuntaskan kegiatan berlariku sambil membawa wadah isi kue. Setelah kembali masuk kompleks, aku baru bisa berlari bebas. Ah aku sudah merasa lelah saja, padahal belum sampai tiga kilo. Aku ingin minum air putih dan makan jajan.

Kue tersebut kubuka. Kue lapis sagu kusantap pertama. Teksturnya kenyal dan rasanya manis. Sementara kue talam punya dua warna, cokelat dan hijau pandan. Yang hijau pandan membuatku terkejut karena rasanya tawar, namun punya aroma pandan yang harum. Sedangkan yang cokelat itu sedap, aroma dan rasa gula merahnya terasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun