Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Soerabaia 45 Telah di-Remastered, Bisa Disaksikan di Jakarta World Cinema

27 September 2024   00:17 Diperbarui: 27 September 2024   00:35 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film diawali radio yang memperdengarkan pembacaan teks proklamasi. Selanjutnya penonton diperlihatkan adegan-adegan di mana para pemuda berupaya merebut senjata dan tempat-tempat strategis dari Jepang. 

Konflik mulai memanas ketika mereka mengetahui kedatangan tentara Inggris bersama tentara gurkha. Mereka cemas Belanda akan kembali berkuasa. Pertempuran pun tak terelakkan hingga kemudian Sekutu memberikan ultimatum yang disambut dengan gagah berani oleh arek-arek Suroboyo.

Ada begitu banyak yang terlibat dalam film perjuangan yang dirilis tahun 1990 ini (sumber gambar: VoI) 
Ada begitu banyak yang terlibat dalam film perjuangan yang dirilis tahun 1990 ini (sumber gambar: VoI) 

Selama menonton, aku merasa terharu. Apalagi melihat para pejuang yang bergabung sebagian besar adalah orang-orang biasa. Bung Tomo lewat pidatonya mengajak semua elemen masyarakat, termasuk penjual soto, penarik becak, dan semua warga yang kuat untuk ikut mempertahankan kota Surabaya. Sementara mereka yang sudah tua, para istri, dan anak-anak disarankan untuk segera mengungsi.

Desain set dan propertinya lumayan detail. Hotel Oranje yang kemudian menjadi Hotel Majapahit juga dinampakkan seperti bangunan hotel lawas. Daerah-daerah ikonik di Surabaya seperti pintu air Jagir Wonokromo juga hadir dalam sebuah adegan. Sejumlah kendaraan militer seperti tank juga diperlihatkan, demikian juga dengan kapal perang.

Cerita dalam Soerabaia 45 ini mencoba setia dengan kronologi sejarah tanpa banyak didramatisir. Adegan penting seperti perobekan bendera merah putih biru di Hotel Orange dan penembakan Brigadir Jenderal Mallaby juga dimunculkan.

Dalam film yang tayang di JWC Online hingga 28 September ini ada dialog dengan beragam bahasa: dari Jawa Suroboyoan, Indonesia, Jepang, Belanda, Jerman, Inggris, dan India. Sayangnya tidak ada subtitle-nya, sehingga beberapa adegan yang krusial jadi sulit dipahami.

Ada adegan penyerahan bangunan penting dan senjata dari Jepang ke para pejuang (sumber gambar: Indonesian Film Center) 
Ada adegan penyerahan bangunan penting dan senjata dari Jepang ke para pejuang (sumber gambar: Indonesian Film Center) 


Meski mengusung tema patriotis, ada beberapa adegan yang bikin tertawa dengan dialog Suroboyoan yang lucu, seperti ketika ada adegan beberapa pemuda membawa pria asing yang terluka. Temannya yang melihatnya terkejut ketika mendengar kata-kata yang terlontar dari pria asing tersebut.

- "Ngawur, iki wong Jerman dudu wong Londo!"
+ "Salahe rupane podo wae."

Celetukan yang lucu dari salah satu pejuang juga muncul saat diumumkan dilakukan gencatan senjata dengan Inggris: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun