Karya animasi tidak hanya dilahirkan lewat coretan gambar. Ada jenis animasi yang diciptakan dari kertas, plastisin, boneka, dan sebagainya yang lazim disebut animasi stop-motion. Salah satu contohnya adalah animasi berjudul Lost Sheep.
Dikisahkan dalam Lost Sheep, seekor biri-biri berwarna hitam merasa dirinya berbeda. Bulunya tipis, tidak seperti biri-biri lainnya. Kakinya juga tak sempurna, hanya ada tiga kaki yang utuh. Merasa nelangsa dengan kondisinya dan juga merasa tak berguna, ia pun memutuskan untuk pergi dari peternakan.
Pemilik dan penggembala biri-biri menyadari ketidakberadaannya. Ia pun memutuskan mencarinya meski hari sudah gelap dan cuaca memburuk.
Cerita animasi yang dirilis tahun lalu ini sederhana, namun juga menyentuh perasaan. Si kakek pemilik peternakan tak meninggalkan biri-biri dengan disabilitas tersebut. Ia kukuh berjuang untuk menemukan dan membawa pulang biri-birinya.
Tak ada dialog karena pemain dalam cerita yang naskahnya ditulis dan disutradarai oleh Lukas Rooney ini hanya si penggembala dan para hewan ternaknya. Musiknya juga minimalis, lebih banyak mengandalkan suara alam seperti angin, hujan, dan suara burung gagak.
Warna-warna yang digunakan kebanyakan hitam dan warna yang lembut. Warnanya kebanyakan adalah satu warna untuk satu bidang gambar sehingga terkesan minimalis. Biri-biri yang hilang bisa jadi tidak berwarna hitam di dunia nyatanya. Namun karena dalam animasi ini ia digambarkan berbeda, maka Rooney sepertinya sengaja memberinya warna hitam.
Sekilas dari segi artistik dan gaya, animasi ini nampak biasa saja dan sederhana. Namun jika menilik tekniknya, maka animasi ini juga tak kalah  susah dengan proses membuat animasi konvensional.
Rooney menggunakan metode stop-motion. Setiap karakter dan elemen dalam animasi ini berupa kertas. Ia menggambar lalu memotongnya dengan alat yang tajam dan rapi. Kemudian tiap karakter dan elemen tersebut ia satukan dan ia gerakkan dengan tangan perlahan-lahan sehingga pergerakannya lebih halus. Untuk pergerakan seperti air hujan saja bisa memakan waktu pengambilan gambar hingga berjam-jam.
Ya, setiap metode pembuatan animasi punya kesulitan masing-masing. Inilah yang membuat karya animasi sepanjang tujuh menitan ini juga mendapatkan apresiasi yang tinggi.