Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Kucing Liar Membawa Empat Bayinya

21 Juli 2024   00:03 Diperbarui: 21 Juli 2024   00:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halaman rumahku ibarat sanctuary kucing, kucing-kucing liar dan kucing para tetangga  suka singgah. Ada kalanya mereka numpang minum dan makan, namun seringkali hanya leha-leha sejenak. Tapi ada juga yang keblabasan yakni numpang tempat untuk mengasuh anak-anaknya. Kali ini si Kemoceng yang dengan santainya memboyong empat bayinya ke rumah. 

Si Kemoceng resmi menjadi kucing gelandangan sejak pemiliknya pindahan rumah. Entah kenapa kucing-kucingnya tak ikut dibawa serta. 

Untungnya si Kemoceng tipe kucing yang sok  akrab. Ia dengan santai mendatangi tiap rumah tetangga untuk mengamen, minta makanan, dan numpang beristirahat. Tak terkecuali rumahku. Ia suka menyantap sisa-sisa makanan kucing dan numpang minum. Ada kalanya ia pulas tidur dan malas beranjak ke rumah lainnya. 

Karena kebiasaannya berkeliling ke rumah tetangga ia dikenal sebagai kucing persahabatan. Hampir setiap tetangga mengenalnya. Karena bulunya seperti kemoceng ia dipanggil dengan kemoceng. Entah apa nama aslinya. 

Nah si Kemoceng rupanya hamil. Perutnya yang besar itu bukan karena kebanyakan makanan tapi ada anaknya. Sebenarnya aku sudah mencurigainya. Tapi karena tetangga menyebut kucing tersebut sudah disterilkan jadinya kupikir ia gembul kebanyakan makan. 

Lama tak muncul, ia menyapaku lagi dengan perut yang sudah kempis. Aku penasaran rumah tetangga mana yang dititipi bayinya. 

Eh tak lama giliranku. Dengan santainya ia membawa anaknya satu-persatu dengan moncongnya ke loteng. Mungkin aku terhipnotis sehingga aku tak kuasa menghentikannya. 

Ketika kuperiksa, ia menaruh di kamar gudang di bagian yang sulit untuk dijangkau. Waduh. Anaknya juga empat. Tiga hitam putih dan satunya coraknya seperti kucing bengali. 

Mau kuusir tapi kok kasihan. Wajahnya begitu memelas. Akhirnya untuk sementara kubiarkan dulu hingga anak-anaknya sudah bisa jalan. 

Tapi siapa ya yang mau adopsi empat anak kucing? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun