Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Teuku Rifnu Wikana dan Peran Antagonis

23 Juni 2024   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2024   00:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rifnu Wikana namanya melambung sejak berperan di trilogi Merah Putih (sumber gambar: Indonesian Film Center) 

Ketika menyaksikan series terbaru Joko Anwar di Netflix, ada satu aktor yang langsung mencuri perhatian meski bukan pemeran utama di episode tersebut. Aktor tersebut adalah Teuku Rifnu Wikana yang pada episode 4 Encounter berperan sebagai Rusman.

Sebagai Rusman, ia menjadi nelayan dan tetangga yang suka menuduh tetangganya macam-macam. Ia suka memaksakan pendapatnya dan nampak selalu marah, tapi ia sebenarnya peduli kepada tetangga dan kampung  nelayannya tersebut yang terancam digusur.

Peran Rifnu di sini bukan sosok yang simpatik di mata penonton. Namun ia membuat cerita berjalan dan kontras dengan sifat Wahyu yang diperankan oleh Lukman Sardi.

Teuku Rifnu Wikana sendiri bukan aktor baru di kancah perfilman nasional. Ia sudah malang melintang sebagai aktor sejak dua dekade silam. Debut film panjangnya adalah Mengejar Matahari yang dirilis tahun 2004.

Kehadirannya mulai menarik perhatian sejak Ia membintangi Trilogi Merah Putih. Dalam film tentang perjuangan tersebut ia berperan sebagai Dayan, pemuda asal Bali, yang mendapat penyiksaan kejam saat ditawan. Berkat perannya sebagai Dayan tersebut ia masuk nominasi  di ajang Indonesian Movie Awards 2011 di kategori aktor pembantu terbaik.


Rifnu memang pas memerankan sosok antagonis. Di Wage ia mendapat nominasi pemeran pendukung pria terbaik di FFI (sumber: Film Wage/Umar Setyadi) 
Rifnu memang pas memerankan sosok antagonis. Di Wage ia mendapat nominasi pemeran pendukung pria terbaik di FFI (sumber: Film Wage/Umar Setyadi) 


Ia memang jarang mendapatkan peran sebagai tokoh utama. Bahkan ia lebih banyak muncul sebagai tokoh antagonis. Dalam film Wage, misalnya, ia menjadi sosok Fritz yang kejam. Begitu juga dengan perannya di Quarantine Tales segmen Happy Girls Don't Cry. Dalam segmen tersebut Ia juga menjadi ayah yang kejam.

Meski banyak didapuk sebagai tokoh antagonis, Teuku Rifnu Wikana nampaknya menikmati dan tidak mempermasalahkannya. Ia memang ahli memasang wajah licik dan keji dengan senyum mengejeknya. 

Ia sendiri juga mendulang prestasi. Berkat perannya dan kontribusi penulisannya di film Night Bus, ia meraih sejumlah penghargaan di berbagai ajang penghargaan seperti Piala Maya, FFI, dan Indonesian Movie Actors Awards. Penghargaan prestisius berupa pemeran utama pria terbaik dan penulis skenario adaptasi terbaik (bersama Rahabi Mandra) sudah di genggamannya.

Ia nampak gembira berhasil mendapat piala Citra untuk aktor terbaik lewat Night Bus (sumber gambar: Medcom.id) 
Ia nampak gembira berhasil mendapat piala Citra untuk aktor terbaik lewat Night Bus (sumber gambar: Medcom.id) 

Tahun ini ia banyak muncul di film horor. Semoga perannya semakin bervariasi dan tidak sering-sering berkutat di peran antagonis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun