Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kabar Trotoar di Tempatmu?

21 Juni 2024   00:14 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah trotoar di tempat kalian masih nyaman digunakan untuk berjalan kaki? Atau malah jalanan di tempat kalian tidak memiliki trotoar? Masalah trotoar masih dianggap sepele oleh sebagian pihak. Padahal trotoar yang nyaman penting bagi sebuah daerah.

Pengalaman berjalan kaki tak nyaman ada di sekitaran tempat tinggalku di sebuah kelurahan di kawasan Pasar Rebo di Jakarta Timur. Selama satu dasawarsa tak ada perubahan apapun untuk trotoar. Seolah-olah trotoar tak penting karena lebih banyak pengendara kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang menggunakan jalanan.

Pembangunan trotoar di Jakarta lebih banyak di jalan protokol. Kadang-kadang iri melihat kawan Sudirman, Salemba, dan berbagai kawasan Jakarta lainnya yang trotoarnya lebar dan tidak digunakan lahan parkir.  Melihat data dari Kompas (1/3/2024) baru 8.71 persen ruas jalan di Jakarta yang memiliki trotoar sehingga masih banyak PR untuk membuat atau melakukan revitalisasi terhadap trotoar tersebut.

Di tempat kami sebagian ruas jalan memiliki trotoar. Namun sayangnya kondisinya sudah tak layak. Di berbagai bagian ada pecahan genteng, bagian yang berlubang, selain itu juga masih harus bersaing dengan para penjual kaki lima dan mereka yang memarkirkan kendaraan di sana. Seolah-olah tak ada tempat buat pejalan kaki.

Dengan kondisi tersebut berjalan kaki pun terasa tak nyaman. Kadang-kadang harus keluar dari trotoar karena penuh dengan pedagang dan pemarkir kendaraan, atau karena kondisi trotoarnya berlubang. Padahal trotoarnya sendiri sudah sempit. Alhasil ketika berjalan kaki sering sekali diklakson atau kena cipratan air hujan.


Kondisi ini tak pernah dibenahi. Selama tinggal di sini tak ada pembenahan trotoar meskipun APBD DKI Jakarta nilainya begitu besar. Yang jadi sorotan mungkin hanya trotoar di jalan utama, tapi jalan-jalan yang masuk wilayah kelurahan atau kecamatan di pinggiran Jakarta kurang diperhatikan.

Aku sendiri tak menentang adanya pedagang kaki lima. Bahkan senang dengan banyaknya penjual makanan dan penjual jasa lainnya. Namun alangkah baiknya jika mereka memiliki tempat parkir sendiri atau menyediakan ruang yang cukup buat pejalan kaki, sehingga kami tak kesulitan menggunakan jalanan yang memang ditujukan buat pejalan kaki.

Demikan juga dengan kondisi trotoar. Alangkah baiknya jika pecahan genting dan sisa material juga dibersihkan dan dirapikan. Karena pecahan genting juga berbahaya jika terkena kaki. Kondisi trotoar yang berlubang-lubang juga membahayakan bagi anak-anak.

Ehm kapan ya trotoar ini jadi salah satu perhatian.  Selama ini pemerintah sering mengeluh warganya malas berjalan kaki atau ada juga yang mengeluh warganya mengalami obesitas dan lainnya. Tapi apakah mereka juga melihat kondisi di lapangan, tentang trotoar saja.

Andaikata trotoar nyaman di berbagai ruas jalan tentu makin banyak mereka yang berjalan kaki. Toh makin banyak lho warga yang sadar akan kesehatan. Olah raga dengan berjalan kaki juga murah dan sehat. Di negara seperti Singapura dan Hong Kong, banyak pejalan kaki ya salah satunya karena trotoarnya yang nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun