Ajang Academy Award 2024 akan dihelat sebentar lagi. Tepatnya pada 10 Maret waktu setempat atau tanggal 11 Maret waktu Indonesia. Ada 23 kategori penghargaan yang dibagikan. Salah satunya adalah kategori film dokumenter pendek terbaik. Yuk kita bahas salah satu nominatornya, Island in Between karya S. Leo Chiang.
Film dokumenter berdurasi 19 menitan ini bisa disaksikan cuma-cuma di saluran The New York Times di Youtube. Film dokumenter ini terasa intim karena menceritakan pengalaman pribadi Chiang dan keluarganya selama tinggal di Pulau Kinmen yang masuk wilayah Taiwan dan ancaman konflik Tiongkok-Taiwan yang kembali memanas belakangan ini.
Pulau Kinmen menjadi saksi konflik antara Tiongkok dan Taiwan pada tahun 1954-1955 dan tahun 1958. Pulau ini adalah garis depan Taiwan karena lokasinya hanya berjarak 10 kilometer dengan daratan China.
Oleh karena lokasinya yang dekat dengan Xianmen yang masuk provinsi Fujian, maka Republik Rakyat Tiongkok ingin memasukkan Kinmen sebagai wilayah Fujian. Tapi warga Taiwan menolak karena ideologinya memang berbeda. Pada tahun 50-an Tiongkok gencar menyuarakan ideologi komunismenya.
Chiang bercerita keluarganya merasa was-was setiap kali konflik memanas. Alhasil orang tuanya mengajaknya pindah ke Amerika Serikat. Namun, sejak beberapa tahun terakhir ia menetap ke Taipei. Ketika suatu saat ia bisa singgah ke Tiongkok dengan paspor Amerika, ia terkejut melihat hingar bingar dan modernnya kota-kota di Tiongkok, tidak seperti bayangannya akan negara komunis.
Belakangan ini konflik Tiongkok-Taiwan kembali memanas. Para pemuda Taiwan pun wajib militer yang diperpanjang selama setahun. Namun kakek nenek Chiang tidak mau pindah dari Kinmen seandainya perang betul-betul terjadi. Mereka ingin menua di kampung halaman.
Selama menyaksikan film dokumenter ini aku mendapatkan wawasan baru tentang Pulau Kinmen dan kaitannya dengan konflik Tiongkok-Taiwan. Chiang melengkapinya dengan footage peristiwa lawas dan juga bungker-bungker yang menjadi saksi mata, sehingga penonton diajak berkelana ke masa-masa terjadi peperangan.
Film dokumenter ini memang terasa intim karena menceritakan pengalaman pribadi Chiang bersama keluarganya serta perasaan dan kenangan mereka tentang pulau tersebut. Tak lupa Chiang menyampaikan harapannya agar kedua negara tetap damai.
Chiang  aktif membuat film sejak tahun 2002. Hingga kini ia menghasilkan delapan film dokumenter.  Film Island in Between akan bersaing dengan empat film lainnya memperebutkan film dokumenter pendek terbaik di ajang Oscar. Keempat film lainnya adalah The Barber of Little Rock, The Last Repair Shop, The ABCs of Book Banning, dan Grandma & Grandma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H