Pagi itu London cerah dan Dayo (David Oyelowo) mengantar putrinya, Laura (Amelie Dokubo) yang hendak tampil di sebuah pertunjukan di sekolah. Ia memutuskan untuk menonton pertunjukan putrinya. Namun baru saja ia memeluk anak istrinya di sebuah jembatan dan kemudian menerima telpon, seseorang tak dikenal menyerang istri dan anaknya. Putrinya terlempar setelah ditusuk si pelaku, sementara ia masih berlari berupaya menghentikan si pelaku. Istrinya yang syok, memilih terjun. Cerita yang tragis ini menjadi pembuka film berjudul The After.
Dayo hanya bisa berteriak histeris ketika kedua orang yang dikasihinya lenyap dalam sekejap. Ia kemudian mengikuti konsultasi berkala untuk menyembuhkan luka hatinya. Ia memutuskan untuk menjadi pengemudi online dan mendengarkan dengan sabar berbagai keluhan penumpangnya. Hingga suatu ketika ada penumpang yang mirip putrinya.
Cerita The After ini memiliki tema tragedi dan menyembuhkan luka hati. Ada beberapa film sejenis yang juga bercerita tentang duka cita setelah kehilangan anak mereka, seperti Pieces of a Woman, Manchester by the Sea, Annabelle: Creation, Pet Sematary,  dan If Anything Happens I Love You. Di jajaran film Indonesia ada Critical Eleven dan Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini.
Kehilangan orang terkasih yakni anak bisa membuat orang tua larut dalam kesedihan. Ada yang bisa segera melanjutkan hidup, namun ada juga yang tenggelam dalam kesedihan.
Di negara seperti Amerika Serikat, kasus tragedi yang menimpa anak-anak umumnya terjadi karena kasus penembakan di sekolah. Selama dua dekade, kasus ini berulang kali terjadi. Kasus paling baru terjadi pada bulan Maret 2023 di Nashville dengan menewaskan tiga anak sekolah dasar dari total enam korban meninggal. Sementara di negara Inggris, beberapa kali terjadi kasus penusukan. Kejadian ini marak mulai tahun 2020. Pada tahun 2021 terjadi 30 kasus penusukan. Bahkan pada awal tahun ini ada perempuan diduga WNI yang tewas karena penikaman.
Film berdurasi 18 menit menjadi salah satu media  agar pemerintah setempat menyikapi serius kejadian penusukan ini karena dampak negatifnya besar. Selain menyebabkan trauma dan keresahan sosial, juga akan menyebabkan duka berkepanjangan bagi keluarga korban. Hal ini serupa dengan yang disampaikan dalam animasi If Anything Happens I Love You bahwa anak-anak di sekolah rawan menjadi korban apabila persoalan penembakan masal di sekolah ini tidak diantisipasi secara menyeluruh.
Dalam film yang dibesut oleh Misan Harriman ini penonton diajak menyelami kedekatan si ayah dengan putrinya dan bagaimana ia kemudian menyikapi dukanya hingga benar-benar berhasil mengatasi luka dalam hatinya. Tensi cerita yang di awal dinamis, kemudian melambat untuk menyampaikan dinamika emosi dan perkembangan karakter Dayo.
Film ini tragis dan emosional dengan penutup cerita yang apa adanya. Film ini juga berhasil membuat penonton untuk terus menyaksikan hingga tamat berkat performa David Oyelowo yang memikat.
Di ajang Oscar film ini masuk nominasi di kategori Live Action Short Film. The After bersaing dengan Invicible; The Wonderful Story of Henry Sugar; Red, White, and Blue; dan Knight of Fortune. Pengumuman pemenang Oscar akan disampaikan live pada 10 Maret waktu setempat. Film The After ini sendiri telah berhasil meraih best short film pada dua festival film, African-American Film Critics Association dan Astra Film Awards.