Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kucing dan Kardus

9 Januari 2024   21:44 Diperbarui: 9 Januari 2024   22:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kucing punya obsesi aneh terhadap kardus. Letakkan kardus kosong ukuran apa saja di lantai. Kucing-kucing kemudian akan penasaran dan akan mencoba memasukinya.

Suatu ketika aku menaruh kardus kosong saat bersih-bersih rumah. Rencananya kardus akan kuisi benda-benda yang sekiranya jarang kupakai. Tak lama kucing-kucing mendekat dan bergantian memasukinya.

Pong yang saat itu masih ada di rumah, langsung melompat masuk. Ia nampak menikmatinya. Ketika hendak main ke luar, si Cindil menggantikannya. Si Pang kemudian gantian masuk ketika Cindil sakit perut. 

Cindil juga ingin masuk kardus (dokumen pribadi) 
Cindil juga ingin masuk kardus (dokumen pribadi) 


Si Pong setelah asyik main di luar, ingin kembali masuk kardus. Padahal kardus sudah diisi oleh kakaknya, Pang. Ia pun tetap memaksa. Jadilah satu kardus berisikan dua kucing kakak beradik, Pang dan Pong.

Keduanya lama di dalam kardus. Nampaknya mereka sedang berkompetisi siapa yang paling betah, itulah yang menang dan boleh menempati kardus sendiri.

Dan pemenangnya adalah Pong. Pong nampak bangga. Posisi tidurnya pun ia ubah agar lebih nyaman.

Eh tapi Pong tak tahan dengan aroma makanan. Ketika mencium aroma makanan matang, ia pun segera bangkit dan menuju ke dapur. Kucing-kucing pun berlarian menuju dapur.

Pong dan Pang berebut masuk kardus. Akhirnya sekardus berdua (dokumen pribadi) 
Pong dan Pang berebut masuk kardus. Akhirnya sekardus berdua (dokumen pribadi) 

Kardus pun tergeletak, terabaikan. Kucing-kucing lebih memilih isi perut dulu yang keempat kalinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun