Kucing-kucing di rumah enggan menggunakan kalung. Memang sih kalung bikin mereka kurang nyaman. Ada bagian yang memberati leher mereka.
Aku mengenakan kalung ke mereka karena ada beberapa tetangga baru. Aku kuatir kucing-kucingku hilang seperti yang terjadi pada beberapa kucingku.
Di kalung tersebut ada nama mereka dan no kontakku jika sewaktu-waktu mereka tersesat. Juga ada lonceng yang berbunyi jika mereka berlari atau menggaruk badan.
Namun sayangnya kucing tak suka menggunakan kalung. Ya, bisa jadi karena tak nyaman dan tak terbiasa.
Kucing-kucing jantan paling anti dengan kalung. Tak sampai seminggu kalung mereka entah ke mana. Mereka melenggang bebas tanpa kalung.
Sementara kucing betina lebih patuh. Kalung mereka bertahan hingga sebulan lebih. Tapi ketika mereka sakit dan dibawa ke klinik, kalung tersebut dilepas. Setelah itu mereka enggan banget jika dipakaikan kalung.
Aku berpikir mungkin kalung jenis itu memang bikin mereka tak nyaman. Tapi setelah Pong hilang, aku jadi makin protektif. Sepertinya aku perlu cari kalung yang nyaman.
Omong-omong tentang kalung kucing, tetanggaku rupanya memperhatikan nama-nama kucingku yang tertera di kalung. Ketika ia mengetahui nama kucingku yang badannya paling besar bernama Opal, ia nampak heboh. Rupanya ia telanjur menamai kucing itu Sapi karena si kucing suka mampir ke rumahnya.
Beberapa kucingku memang suka main ke tetangga. Nama kucingku dan pemberian mereka berbeda. Dulu si Mungil dipanggil Juki. Lalu Nero dipanggil Cimot. Anehnya mereka tetap menoleh dan mendekat jika dipanggil dengan dua versi nama tersebut.
Kembali tentang kalung, aku juga tak suka mengenakannya. Mungkin si kucing berkaca ke asisten manusianya. Lah asisten tidak pakai, mengapa majikan harus mengenakannya.