Dulu ada lagu Abang Tukang Bakso yang sangat populer awal tahun 90an. Lagu yang dibawakan oleh Melisa Trisnadi ini bercerita tentang seorang anak yang memesan bakso ke penjual bakso keliling. Liriknya ringan dan mudah diingat, iramanya juga ramah di telinga.Â
Rupanya tema kuliner sempat disukai pada industri musik tahun 90an. Namun 30 tahun sebelumnya, lagu tema kuliner juga sempat ngetren, namun ada isu politik di baliknya.Â
Dulu waktu masih kecil aku bingung mendengar lagu Melisa. Lagunya memang enak dan khas anak-anak. Yang bikin bingung adalah salah satu baitnya. "Tidak pakai saus, tidak pakai sambal, Â juga tidak pakai kol."
Makan bakso pakai kol?Â
Memangnya ada ya bakso pakai kol? Mungkin karena di Malang saat itu aku tidak pernah menjumpai di dalam semangkuk bakso ada kol, maka bait tersebut rasanya kurang relevan. Tapi setelah tinggal di Jakarta, aku baru ngeh jika ada penjual yang memasukkan kol, malah kadang-kadang sawi dan tauge ke dalam semangkuk bakso.Â
Lagu bertema kuliner lainnya yang kuingat masa kecil adalah Du Di Dam karya Papa T. Bob yang dipopulerkan oleh Enno Lerian. Ada banyak makanan yang disebut dalam liriknya. Alhasil mendengar lagu ini bisa bikin lapar. "Ada tempe goreng, ada ayam goreng dan semua yang digoreng.."
Lirik berikutnya menyebut sayur bayem, tempe bacem, dan sambel. Wah maknyus banget.Â
Lalu ada tembang Lumpia vs Bakpia yang dibawakan oleh kelompok musik Project Pop. Duh lumpia basah dan bakpia patok sama-sama lezatnya. Jadi bingung nih jika memilih yang terkezat.Â
Yang lebih anyar adalah lagu Males Sahur yang muncul di webseries Culo Boyo. Liriknya menyebutkan beragam kuliner Suroboyoan yang bikin lapar. Dalam lagu yang digarap oleh Cak Imkn dan Vembriano ini kuliner yang disebut Ada rawon, soto ayam, sate, sego pecel, lontong balap, dan es campur.Â