Museum di Taman Mini Indonesia Indah ini nampak lengang sekitar pukul 09.00 WIB. Aku pun memasukinya. Ada seorang petugas yang menyambut. Ia memberitahukan tiket masuk museum ini gratis. Rutenya bebas, dari lantai dasar ke lantai atas, atau sebaliknya.
Museum ini tergolong megah. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Jarak dari pintu masuk gerbang 3 apabila berjalan kaki sekitar 1.5 kilometer. Lokasinya berdekatan dengan Museum Keprajuritan dan Museum Batik. Tapi jangan kuatir ada mobil keliling sehingga memudahkan bagi mereka yang hendak berkunjung.
Jika diperhatikan pilar menuju lantai dua mirip dengan wujud keris. Memang koleksi utama Museum Pusaka adalah keris dan senjata tradisional dari berbagai daerah yang merupakan benda pusaka.
Museum Pusaka sendiri diresmikan tahun 1993. Awalnya merupakan koleksi Gedung Pameran Tosan Aji yang mencapai empat ribu benda pusaka. Saat ini koleksi museum ini mencapai enam ribu benda pusaka. Visi Museum Pusaka yaitu mewujudkan pelestarian keris dan senjata tradisional sebagai warisan budaya dan identitas bangsa.
Nah apa sih sebenarnya yang disebut pusaka? Di sini definisi pusaka adalah benda-benda peninggalan dari nenek moyang yang diwarisi turun-temurun. Pusaka juga bisa dimaknai warisan peninggalan atau amanah yang harus terus dijaga dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Pusaka dibagi menjadi pusaka alam, pusaka budaya bendawi dan pusaka budaya non-bendawi.
Koleksi lainnya yang memiliki sejarah menarik di antaranya koleksi tombak dwisula Sunan Kalijaga, Â tombak Sunan Bonang, tombak Sunan Ampel, koleksi keris Sultan Hamengku Buwono IX, keris Nagasasra, juga kursi Paku Buwono X.
Keris selain berfungsi sebagai senjata, atribut, dan lambang, juga merupakan karya seni yang indah. Tiap keris memiliki pesona tersendiri. Cara membuatnya juga ternyata tak mudah, bahan materialnya bisa campuran besi, baja, nikel, dan batu meteor.