Cerita yang Hidup Berkat Trio Sahabat
Setia dengan cerita versi animasi The Little Mermaid, maka ada tiga sahabat Ariel yang juga ikut dimunculkan dalam live action ini. Ada ikan Flounder (Jacob Tremblay) yang penakut, Sebastian si kepiting (Daveed Diggs) yang ditugaskan raja untuk mengawasi Ariel, dan si burung laut bernama Scuttle (Awkwafina) yang cerewet. Peran ketiga hewan ini sangat penting dalam film ini.
Interaksi hewan-hewan tersebut bersama Ariel, atau antar mereka sukses membuat penonton tertawa terbahak-bahak. Awkwafina yang juga sukses mengisi suara naga Sisu dalam Raya and the Last Dragon, juga mencuri perhatian lewat suaranya yang khas dan kemampuan bernyanyinya, tentunya juga dengan leluconnya yang kadang-kadang menjengkelkan.
Selain ketiga sahabat tersebut, film ini juga terbantu oleh Ursula yang diperankan dengan baik oleh Melissa McCarthy. Ia bisa menampilkan sosok si penyihir yang intimidatif dan juga berkharisma saat bernyanyi. Javier Bardem meski porsi adegannya tak begitu banyak dalam film ini juga memberikan nyawa dalam film ini.
Sayangnya kedua pemeran utama dalam film ini, Halle Bailey dan Jonah Hauer-King kurang khatismatik sebagai puteri dan pangeran dalam cerita fantasi.
Mereka tampil datar, kehadiran mereka kurang berhasil menarik simpati dan meninggalkan kesan. Namun, suara Halle memang patut dipuji. Suaranya memang merdu dan indah.
Sebenarnya aku termasuk yang heran dengan keputusan Disney mengubah banyak karakter dalam The Little Mermaid. Meski alasannya untuk  menjunjung keberagaman, tapi rasanya berlebihan.
Bukankah sudah ada putri Disney yang berkulit hitam seperti Tiana dalam The Princess and the Frog?! Atau Disney juga bisa membuat karakter baru agar fans Ariel tidak kecewa.
Sebenarnya ada banyak tanda tanya untuk pemilihan pemeran dan latar karakter dalam film ini. Dalam naskah asli latar cerita adalah di perairan sekitar Denmark, sedangkan dalam film ini Laut Kaspia disebut. Namun letak, kuliner, dan budaya dalam film ini seperti merujuk ke pulau-pulau di laut Karibia.