Sebentar lagi jam tujuh malam
Telepon akan berdering dan aku akan mengangkatnya
Ia selalu menelpon tiap malam
Aku menyebutnya pria jam tujuh malam
Aku tahu ia hendak melakukan muslihat
Menanamkan kebiasaan
Agar aku terbiasa olehnya
Agar aku terbiasa ditelpon olehnya
Aku tahu ia bermaksud mendekatiku
Dengan cara yang kuno namun banyak berhasil itu
Dengan menelpon tiap jam tujuh selalu
Dimulai dari hari itu dan kini sebulan berlalu
Aku ikut dengan permainannya
Meskipun awalnya aku tak suka ditelpon olehnya
Aku tak pernah merasa berdebar olehnya
Namun lama-lama aku merasa tak keberatan
Sambil mendengar suaranya di seberang
Kubayangkan ia pria yang kusuka
Andai si penelpon orang yang berbeda
Mungkin nada bicaraku bakal berbeda
Ia menanyakan hal yang sama
Ada apa hari ini dan hal ringan lainnya
Aku menjawabnya dengan nada malas
Namun kuceritakan semuanya
Dengannya aku jadi diri yang biasa
Aku tak perlu mengubah citra
Bahkan aku merasa jahat kepadanya
Karena tak ingin tahu tentangnya
Setiap jam tujuh malam
ada telpon darinya
Lima belas menit atau setengah jam kemudian
Ia akan terus memintaku bercerita
Suatu ketika ia lenyap
Kebiasaan itu menguap
Tak ada lagi telpon jam tujuh malam
Aku pun merasa kehilangan
Aku masih tak punya rasa padanya
Namun aku sudah terlanjur nyaman dengan kebiasaannya
Sehari dua hari hingga berhari-hari ia menghilang
Pria jam tujuh malam itu lenyap, aku pun hampa