Cerita itu mungkin tak masuk akal. Bagaimana bisa awan diwarnai? Tapi di kisah fantasi, semua hal imajinatif itu lumrah dan sah-sah saja.
Menyaksikan film animasi ini aku juga memiliki kesan yang sama. Ini adalah kisah distopia dengan unsur fantasi. Jadi sah-sah saja ada manusia dari sampah yang bisa berbicara. Ini juga bukan anime horor sehingga Lubicchi tak merasa takut sama sekali dengan wujud Poupelle yang berantakan dan bisa berbicara.
Cerita distopia seperti ini bukan sesuatu yang baru, tentang kota yang kehidupannya mulai sekarat dan warga yang tak pernah tahu ada dunia luar di sekeliling mereka. Namun sebenarnya inti dari cerita ini bukan hanya tentang distopia dan mencari bintang. Ini adalah kisah tentang keteguhan hati seorang anak, pemimpin yang menutupi fakta dan membodohi warganya, dan juga kisah persahabatan yang tulus antara Lubicchi dan Poupelle.
Lubicchi tak pernah punya teman. Poupelle adalah sahabat pertamanya.
Cerita pencarian bintang ini memiliki unsur petualangan yang seru. Apalagi konflik puncaknya, yang akan membuat penonton merasa bersemangat, was-was, dan juga terharu.
Selain ceritanya yang menarik, kualitas anime ini juga patut diapresiasi. Desain karakternya tak seperti anime Jepang pada umumnya. Desain karakter dari Atsuko Fukushima ini unik. Ada sosok bernama Scoop yang suka sekali berbicara dan bermain-main di area penambangan. Sosok ini menarik perhatian karena ternyata menjadi salah satu kunci dari misi Lubicchi.
Demikian juga dengan desain dari kota Chimney yang nampak megah, mekanis, namun sebenarnya sarat polusi. Desain bangunan dan jalan-jalannya memang menunjukkan kota ini dibangun secara cerdas untuk hal-hal yang bersifat mekanis.
Warna dari anime ini juga menawan. Perpaduan warnanya seolah-olah menunjukkan ini adalah sebuah kota yang bukan seperti kota pada umumnya karena warganya tak bisa melihat langit yang biru ataupun langit malam penuh bintang.
Gambar dan warnanya bagus kan?! Â (Sumber gambar: MangaThrill.com)Â