Mereka rela mengorbankan jam tidurnya, meninggalkan anak suaminya demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Mereka adalah sintesa perempuan yang terlihat rapuh namun juga begitu tangguh dan tabah. Para perempuan pedagang pasar dan ibu-ibu mlijo memang adalah perempuan yang luar biasa.
Aku berpisah dengan mereka. Ketika sampai di gang rumah yang gelap, aku langsung berlari kencang menuju rumah.
                    - - ---
Aku selalu kagum kepada perempuan yang berdagang di pasar. Pasar adalah tempat yang keras, tempat persaingan yang ketat.
Aku dulu sering ke pasar, baik ketika masih tinggal di Malang, Surabaya, atau Jakarta. Ehm rasanya aku selalu akrab dengan pasar tradisional.
Sering kali aku melihat para perempuan yang kepalanya terayun-ayun karena tertidur di belakang mobil pickup dengan sekelilingnya adalah sayuran dari belanja di Pasar Induk Kramatjati. Masih gelap mereka harus kulakan untuk dijual di tempat yang berbeda.Â
Sejak Isya, juga ada banyak pedagang ikan yang kebanyakan adalah perempuan di tepi jalan Kramat Jati. Beberapa penjual masih terbilang muda. Mereka rela sekelilingnya bau amis dan anyir ikan, demi mendapatkan penghasilan bagi keluarga mereka.
Ada kalanya aku menjumpai ibu penjual sayuran yang terlelap di tengah dagangannya. Ah mereka pastilah lelah dan kurang tidur setiap harinya. Mereka berjualan dari pukul tujuh malam hingga pagi sekitar pukul lima menjelang. Aku tak tahu bagaimana jika hujan kemudian datang saat malam. Apa yang harus mereka lakukan?Â
Para perempuan itu nampak lemah, tapi tekad dan semangat mereka begitu menyala. Mereka rela bekerja keras demi keluarga mereka.
Apakah kamu juga mengagumi para perempuan pekerja keras seperti mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H