Dunia animasi terus mengalami perkembangan. Teknik menggambar, mewarnai, dan juga temanya pun kian beragam. Di festival animasi yang telah berusia lebih dari 60 tahun, Annecy International Animation Film Festival 2022 kita bisa menyaksikan animasi dari berbagai negara yang menyajikan visual dan cerita yang unik.Â
Ada kalanya tekniknya cenderung eksperimental, dan isi pesannya cukup abstrak untuk diinterpretasi. Berikut tiga rekomendasi dari 12 film lolos kurasi Festival Annecy yang bisa kalian saksikan gratis hingga 27 Juni di Festival Scope.
Dulu animasi banyak menggunakan cara tradisional yakni dilukis tangan. Ada yang menggunakan pensil, cat air, hingga cat minyak. Sejak adanya komputer dan aplikasi menggambar, maka muncullah animasi yang dikerjakan dengan komputer, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Kemudian juga ada teknik stop-motion yang menggunakan clay ataupun boneka. Masih banyak lagi teknik animasi lainnya.
Di dalam Festival Annecy, penggemar film animasi akan menyaksikan keberagaman tersebut. Para seniman dengan leluasa dan bebas mengepresikan diri dengan beragam media dan teknik yang disukainya.Â
Tak sedikit yang menggunakan metode mixed media art, di mana potongan gambar nyata digabungkan dengan foto-foto dan animasi. Ya, ini adalah wadah bagi seniman untuk bebas berkreasi dan menyampaikan gagasannya.
Aku baru menemukan festival ini kemarin. Tak semua animasi yang tayang di Festival Annecy bisa disaksikan secara daring. Hanya ada 12 animasi, dari Prancis, Armenia, Spanyol, Inggris, dan lain-lain.Â
Semuanya animasi berdurasi pendek, kurang dari 20 menitan. Bahkan ada beberapa yang hanya berdurasi 4-5 menitan. Tema-temanya beberapa di antaranya terinspirasi dari pandemi dan lockdown, lainnya tentang keluarga, serta hal-hal yang terasa absurd dan abstrak.
Favoritku pertama adalah "Dream of Kafka". Sejak mengenal karya-karya Kafka, aku mengagumi sosok penulis ini. Oleh karenanya aku penasaran dengan  animasi yang mencantumkan namanya dalam judul. Cerita Kafka yang dulu menghantuiku adalah kisah tentang pria yang berubah jadi serangga.
Dalam animasi delapan menitan dari negara Armenia, penonton seolah-olah diberikan gambaran mimpi-mimpi Kafka, terutama mimpi buruknya. Ada pasukan serangga yang berbaris mengawasi kota, tentang insomnia yang di sini disebut insomnia itu sama saja dengan mati, dan pengadilan yang akan diterimanya. Entah kenapa Kafka lekat dengan serangga, dan bagiku itu seperti cerita horor.
Film "Dream of Kafka" dirilis tahun 2019 dan disutradarai oleh David Babayan dari ArtStep Studio. Sepertinya David mengagumi sosok Franz Kafka karena ada banyak referensi cerita Kafka di animasi ini.