Aku menebak kali itu takjilnya kalau tidak aneka kolak, paling es blewah. Dua menu itu favorit si nenek. Ia suka membuatnya karena baginya bahannya mudah didapat dan rasanya enak.
Ya, kali itu takjilnya adalah es blewah. Blewah yang matang diserut lalu diberi gula dan dibiarkan hingga menyatu. Lalu nenek tambahkan air yang disaring dari biji blewah yang dicampur gula dan air.
Air dari biji itu penuh sari-sari blewah. Ia memberikan aroma khas blewah.
Setelah gula dan serutan blewah telah menyatu maka oleh nenek ditambahkan es batu. Ada kalanya ia gunakan sirup gula buatannya sendiri.
Memang es blewah segar disantap sebagai menu takjil. Namun ada kalanya aku bosan.
Oh iya es blewah ini biasa disebut serbat oleh nenek.
Nenek nampaknya tak pernah bosan dengan serbat. Sebagai variasi, ia tambahkan cincau hitam yang dipotong kotak-kotak kecil. Cincau yang agak pahit dan beraroma khas, rupanya cukup serasi disantap dengan blewah.
Es blewah cocok disantap saat Ramadan tengah gerah. Ketika Ramadan sedang dingin maka asyiknya bersantap kolak.
Tentang kolak, nenek sama seperti ibuku, ia suka sekali memasukkan bahan-bahan yang ada saat itu.. Jika sedang ada pisang ya bikin kolak pisang. Jika sedang banyak ketela rambat dan singkong maka menunya ya kolak singkong dan ketela.