Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur vs Lembur

21 April 2022   23:47 Diperbarui: 21 April 2022   23:52 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begadang lembur hingga sahur dan Subuh itu tak sehat (sumber gambar: pixabay. com/mohamed_hassan) 

Aku menguap lebar. Jarum jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Ingin tidur kok nanggung, sebentar lagi waktu sahur. Aku juga cemas kalau tidur pada jam tersebut, maka bisa bablas lewat sholat Subuh. Akhirnya aku memutuskan terjaga hingga sholat Subuh. 

Awal-awal puasa aku senang bisa memperbaiki jam tidurku. Aku merasa jam tidurku saat ini kurang sehat. Oleh karenanya mumpung bulan Ramadan maka aku coba untuk tidur lebih awal. Tidur malam maksimal pukul sebelas malam dan bangun sahur pukul empat pagi. 

Wah kok pukul empat bukan pukul tiga pagi? Alasannya sederhana sih, agar cukup tidur. Juga biasanya aku suka yang praktis untuk sahur. Makan oatmeal atau roti dengan susu atau pisang rasanya sudah cukup. Pasangan juga lebih santai pada Ramadan kali ini, tidak menuntut harus masak ini dan itu. 

Pukul empat pagi itu rasanya waktu yang pas. Sekitar pukul 04.30 lewat sedikit sudah Imsa'. Setelahnya sholat Subuh. Setelah matahari terbit, maka aku bisa membersihkan rumah, bikin tulisan, memberi makan kucing, sambil siap-siap bekerja pada pukul 08.00-09.00 WIB.

Pada minggu pertama, aku sudah bisa mengontrol ritme kerja dan metabolisme. Tapi kemudian gangguang datang dari pekerjaan. 

Pada bulan puasa, beban pekerjaan malah makin banyak. Sebenarnya hampir sama dengan pekerjaan jasa konsultan TI pada umumnya. Tapi entah karena apa kemudian jadwal menjadi kacau dan pekerjaan terasa berat. 

Maka mulailah jadwal tidurku jadi kacau balau. 

Waktu malam hari memang terasa lebih enak digunakan untuk memeriksa dokumen karena ada energi cukup karena sudah makan dan semua pekerjaan rumah sudah beres. Kucing-kucing juga sudah kenyang dan merasa sudah terlelap. 

Maka mulailah aku memeriksa lembar-lembar regulasi, best practices ini-itu, prosedur dan sebagainya. 

Ada kalanya aku mengantuk dan kelelahan. Tapi karena ada jadwal pembahasan keesokan paginya, maka kutetapkan tekad.  Ada kalanya kukerjakan seusai sahur hingga jam kerja bermula

Beban pekerjaan yang berat ini memuncak ketika ada undangan pertemuan mendadak. Siang hari baru disampaikan undangan rapat untuk keesokan paginya. Dan aku kebagian yang melakukan paparan. 

Kuperiksa daftar undangannya. Wah banyak sekali audiensnya. Sebagian besar adalah non TI, jadi aku harus memoles paparanku agar dipahami oleh semua audiens. 

Rupanya memoles kalimat dari bahasa best practise yang mengawang-awang ke bahasa awam yang mudah dicerna tidak mudah. Berkali-kali kuganti dan kusempurnakan. Hingga tengah malam, masih banyak yang belum ku selesaikan. 

Ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 pagi aku memutuskan sekalian begadang. Aku takut bablas tidak sahur dan sholat Subuh. Aku juga tidak tenang bila slideku belum selesai. 

Terpaksa kuminum kopi hitam agar bisa tetap terjaga. Aslinya ingin sekali tidur ke peraduan. 

Akhirnya adzan Subuh berkumandang.  Usai sholat Subuh, tinggal sedikit yang harus kubenahi. Kubaca-baca lagi slideku. Aku semalaman juga telah membaca semua regulasi dan landasan berkaitan dengan bidang tersebut agar benar-benar paham dengan hal yang akan ku bahas nantinya. 

Mungkin karena lega slide paparanku sudah selesai, aku kemudian terlelap. Bangun-bangun hampir pukul delapan pagi dan aku terkejut. Aku mandi sambil menyakinkan diri agar mataku tak terlihat sembab karena kurang tidur. 

Syukurlah selama dua setengah jam presentasiku lancar. Tapi aku masih ingin tidur. Akhirnya seusai sholat Dhuhur, aku kembali terlelap. 

Berhari-hari kemudian beban pekerjaan masih begitu tinggi. Bahkan libur long weekend kemarin kami masih mengerjakan ini itu. Hingga kemudian kami pun protes. Rupanya bukan hanya aku yang merasa kelelahan, teman-teman lain pun juga sama. 

Begadang lembur hingga Subuh lalu tidur usai Subuh itu tidak sehat. Badan jadi lemas dan wajah nampak kusam. 

Aku ingin bisa tidur awal lagi. Lalu bisa sahur dan tidak tidur lagi usai sholat Subuh. 

Tidur itu sungguh sesuatu yang berharga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun