Tetangga menyakinkanku ia tak keberatan mengurus kucingku yang bernama Mungil. Lagipula ia suka kucing dan si Mungil ini mirip dengan kucingnya yang dulu hilang. Si Mungil melahirkan di rumahnya dan terawat.Â
Akhirnya si Mungil hingga sekarang punya dua tuan, aku dan tetanggaku itu. Aku sungguh berterima kasih kepada tetanggaku itu.
Masih tentang kucing, setiap aku pergi ke luar kota, aku menitipkan kucingku kepada satpam. Seorang satpam, kadang-kadang Pak Oding, kadang-kadang Pak Udin, datang ke rumahku setiap pagi dan sore memberi makan kucingku di halaman rumah. Ia juga menyiram tanamanku. Tanpa bantuannya aku pasti kerepotan dan cemas akan nasib kucing dan tanamanku.
Masih banyak lagi hal baik lainnya yang dilakukan para tetangga, sehingga menyadarkanku pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga.
Wujud hablum minannas di lingkungan rumah juga bisa diwujudkan dalam berbagai hal. Contohnya adalah ikut bekerja bakti, datang di acara halal bihalal, dan ikut bergiliran berbagi takjil di masjid.
Hablum minannas sendiri juga bisa diterapkan di lingkup pekerjaan, dengan menghargai rekan kerja, termasuk para satpam, office boy, dan petugas kebersihan. Di lingkup pertemanan, kita juga bersikap baik kepada teman-teman, dengan menghargai perasaannya, menjaga toleransi beragama, dan menjauhi sikap-sikap yang membuat ia sedih atau kecewa kepada kita.
Dengan bersikap hablum minannas maka hati akan lebih damai dan hidup akan lebih tenang. Karena seperti kata orang bijak, 1000 teman itu kurang dan satu musuh itu kebanyakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H