Negeri itu begitu tenang dan sunyi
Namun bukan karena warganya gemar menyepi
atau tak suka ngobrol dengan orang lain
Tidak, di negeri itu ada batasan untuk berkata dan beropini
Di negeri itu tiap orang hanya dapat jatah 500 kata perhari
Kelihatannya banyak, tapi cobalah sendiri
Lima ratus kata kurang untuk bercakap dan beropini
Jika ingin lebih, maka ia harus mengeluarkan duit
Bila jatah 500 katamu habis dalam sehari
Kamu tak akan bisa bercakap lagi, kecuali kamu beli
Jika kamu memaksa beropini
Maka kamu malah kena denda lagi
Awalnya masyarakat gerah dengan batasan bercakap dan beropini
Lama kelamaan itu jadi kebiasaan sehari-hari
Media sosial jadi sepi
Opini warga pun bisa dihitung jari
Masyarakat mulai jarang mengobrol dengan sesamanya
Kata-kata menjadi sangat berharga
Hanya profesi tertentu yang dapat keistimewaan
Untuk menggunakan kata-katanya semaunya
Opini mulai sepi mengalir
Jikapun ada, ia berasal dari orang yang berkorban untuk tak bercakap lisan dengan orang lain
Ia lebih memilih menyampaikan opini
Agar pemikirannya bisa dibaca berulang kali
Warung kopi pun jadi sepi
Karena nyaris tak ada interaksi
Jikapun ada, mereka sibuk sendiri
Membuat opini pendek-pendek hanya agar tetap bisa menyuarakan gagasan pribadi
Negeri itu jadi sepi
Karena adanya batasan untuk berkata dan beropini
Kudengar harga beli kata-kata terus naik
Mungkin suatu ketika kata-kata dan opini tak lagi eksis