Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2022 sudah dihelat sejak Sabtu (19/2). Salah satu film unggulan dalam acara ini adalah film misteri dengan unsur konflik rasial di Australia yang berlatar tahun 60-an berjudul "Jasper Jones".
Jasper Jones (Aaron L. McGrath) adalah seorang pemuda keturunan Aborigin. Ia selama ini dikucilkan oleh warga yang sebagian besar adalah kulit putih. Suatu ketika ia mendatangi Charlie Bucktin (Levi Miller), remaja 14 tahun yang juga sahabatnya  malam-malam. Wajahnya nampak panik dan ketakutan.Â
Ia memohon Charlie ikut membantunya. Rupanya kekasihnya, Laura, meninggal dalam posisi gantung diri. Jasper sangat resah, ia tahu ia bakal menjadi tersangka utama. Padahal bukan ia pelakunya.
Charlie mau tak mau jadi terlibat. Ia pun berniat membantu Jasper mencari tahu pelakunya. Sementara itu, konflik rasial masih terjadi di kota kecil Corrigin tersebut Tetangga dan kawan Charlie yang berasal dari Vietnam menjadi salah satu targetnya.
Pesan Agar Konflik Antar Ras Tak Lagi Terjadi
Usai pemutaran film diadakan diskusi bersama penulis novel sekaligus penulis skenario film tersebut, Â Craig Silvey, dan sahabat FSAI, Marissa Anita. Dalam acara tersebut, si penulis mengaku lahir di Australia Barat dan sempat merasai situasi yang seperti tersaji di film tersebut.
Saat itu terjadi sesuatu di berbagai belahan dunia. Salah satunya menimbulkan prasangka antar etnis dan antar ras.
Ia mengaku terus memikirkan kisah dua remaja berbeda ras. Dalam angan-angannya, keduanya bersahabat, namun situasi masa itu kurang mendukung persahabatan tersebut. Kemudian jadilah novel "Jasper Jones", yang meraih Best Fiction for Young Adults pada tahun 2012 oleh American Library Association, dan kemudian filmnya dirilis tahun 2017.
Unsur konflik antar ras ini mengingatkanku pada kisah dalam novel populer, "To Kill A Mockingbird", di mana ketika ras tertentu yang tak disukai warga menjadi tersangka, maka sulit untuk mengubah pandangan warga tersebut apabila masih terbuka kemungkinan bahwa ia bukan pelakunya. Seperti harus ada pihak yang disalahkan. Â