Futaba (Rie Miyazawa) tak mengira ia mengidap kanker stadium empat. Usianya diperkirakan tak lama lagi. Ia kemudian berupaya menyatukan keluarganya dengan mengajak suami dan dua anak untuk kembali membuka dan mengelola pemandian umum milik keluarganya. Drama Jepang yang sentimentil ini berjudul "Her Love Boils Bathwater" (Yu o Wakasu Hoso no Atsuomi Ai).
Cerita ini memiliki unsur drama yang kompleks. Anak tertua, Izumi (Hana Sugisaki ) sering dirundung teman-teman perempuannya. Suaminya, Kazuhiro (Joe Odagiri) kabur bertahun-tahun setelah berselingkuh dan ketika kembali pulang, ia membawa seorang anak perempuan bernama Ayuko (Tori Matsuzaka). Futaba sendiri rupanya memiliki rahasia masa lalu yang disimpannya erat-erat.
Sebuah Drama yang Sentimentil
Film "Her Love Boils Bathwater" banyak meraih penghargaan di Jepang sehingga menjadi perwakilan Jepang di ajang Oscar tahun 2016, namun sayangnya tidak berhasil masuk daftar nominasi. Film ini menjadi film pilihan di antara 20 film  yang tayang di Japanese Film Festival (JFF) 2022, hingga 27 Februari 2022. Kalian bisa menyaksikannya gratis di websitenya.
"Her Love Boils Bathwater" ini memiliki judul yang menarik dan mengundang penasaran. Unsur cinta dan pemandian umum memang kental di film ini. Di Jepang, pemandian umum kecil, memang dulu suatu yang jamak dijumpai, di mana masyarakat dapat mandi dengan air hangat di sana dengan biaya yang terjangkau. Di tempat ini biasanya pelanggan bersosialisasi dengan sesama warga.
Namun lambat laun keberadaan tempat pemandian umum ini semakin langka, terutama di kota-kota besar seperti di Tokyo. Hal ini dikarenakan rumah-rumah dan apartemen umumnya sudah dilengkapi dengan kamar mandi.
Mengelola pemandian umum yang disebut sento seperti ditampilkan dalam film ini sepertinya tidak mudah. Mereka harus bergantian menguras dan membersihkan bak mandi, menyikat lantai kamar mandi, menjaga bara api agar air hangat ketika ada pengguna, dan bergantian menjaga meja kasir.
Sementara itu unsur cinta di sini lebih banyak disorot dari sisi Futaba. Dalam film ini, Futaba sebenarnya sangat marah akan kelakuan suaminya yang kabur meninggalkannya. Ketika ia menemukan lokasi suaminya dibantu oleh seorang detektif swasta, sebenarnya ia sangat marah. Tapi karena ia ingat waktu hidupnya tak lama lagi, ia mengesampingkan hal tersebut. Ia juga tak marah ketika suaminya membawa Ayuko. Ia kemudian memperlakukan Ayuko seperti anaknya sendiri.
Futaba di sini terlihat lebih memperhatikan orang lain daripada dirinya. Ketika kesehatannya sudah makin menurun, ia terus berupaya menyatukan keluarganya dan memastikan mereka bisa hidup dengan lebih sejahtera dari usaha pemandian umum keluarga mereka.