Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Cucu dan Neneknya yang Bertalian dengan Hewan Peliharaan dalam Novel "Warisan"

10 Februari 2022   09:36 Diperbarui: 10 Februari 2022   11:02 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel karya Kembangmanggis berjudul "Warisan" (dokpri)

Ibu, paman, dan bibi kerap meminta tolong padaku untuk membujuk nenek membuang kucing-kucingnya. Mereka merasa keberadaan kucing terlalu banyak sungguh menganggu. Bulu di mana-mana dan bikin aroma rumah tak sedap.

Aku sendiri juga sama seperti sama, kerepotan dengan mereka. Tapi setiap kali aku melihat mata mereka, aku tak tega berbuat jahat dengan membuangnya. Akhirnya aku membantu nenek sebisanya, memberi mereka makan, membersihkan matanya, dan menyayangi mereka.

Hal ini sama dengan yang dialami oleh Indi, tokoh cerita dalam novel ini. Hanya anjing-anjingnya si nenek sulit sekali diatur. Indi beberapa kali hampir digigit oleh mereka. Yang bikin Indi sedih dan kesal, neneknya selalu membela si anjing.  Anjing-anjing nenek tak percaya ke manusia selain nenek, karena trauma mengalami perlakuan yang tak mengenakkan dari manusia.

Cerita dalam buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama tentang hubungan Indi dan si nenek yang bertalian dengan urusan anjing. Bagian kedua ketika Indi sudah bekerja dan ngekos bersama Maya dan Wawa.

Di bagian kedua yang lebih tebal ini Indi dan kedua karibnya menjadi perwakilan sosok perempuan yang mandiri. Prinsip mereka bekerja dan menjadi mandiri itu penting bagi perempuan, bukan hanya demi uang, namun menunjukkan eksistensi dan menyalurkan keahlian.

Dalam buku ini ada banyak bahasa Sunda ala Bogor. Isi surat si nenek sendiri ke Indi masih menggunakan ejaan lama. 

Sama seperti Indi, aku juga mendapat warisan nenek, yakni menyayangi hewan telantar (dokpri)
Sama seperti Indi, aku juga mendapat warisan nenek, yakni menyayangi hewan telantar (dokpri)


Ceritanya dekat dengan keseharian perempuan, seperti aku dan kalian. Rupanya ada bagian dari nenek atau keluarga lainnya yang mungkin kita kurang sukai, eh rupanya kemudian kita mendapat warisan sikap tersebut dan menjadi bagian darinya.

Hemmm aku jadi kangen nenek dan kucing-kucing nenek, seperti Imut, Tung-tung, dan Bon-bon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun