Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kisah-kisah di Bioskop, dari Nonton Sendirian, Penonton Bayangan, dan Bekal Nasi Padang

17 Desember 2021   11:52 Diperbarui: 20 Desember 2021   15:15 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau penonton pas ramai biasanya aman jaya di bioskop tertentu, petugasnya kerepotan memeriksa bawaan satu-persatu (dokumentasi pribadi) 

Kamu belum bisa dikatakan penonton sejati jika belum pernah nonton sendirian? Hahaha aku tertawa mendengar cerita seorang kawan. Apa enaknya nonton di bioskop sendirian, bisa-bisa malah nonton yang lainnya, bukan filmnya? Eh ternyata kemudian aku beberapa kali mengalaminya.

Untungnya tidak sampai bertemu penampakan. Kuhitung-hitung sudah tiga, eh empat kali ding aku menonton di bioskop sendirian. Tiga kali gara-gara penonton walk out dan membiarkanku menikmati filmnya sendirian. Dan yang sekali itu aku menonton dari awal hingga akhir sendirian.

Ada plus minusnya sih menonton sendirian dengan layar besar. Enaknya jika pas menontonnya itu siang-siang. Setidaknya mengurangi rasa was-was jika ada sesuatu yang ikut menemani saat menonton. 

Meskipun rupanya aku juga pernah mengalami kejadian supranatural pada siang hari, tapi untungnya pas tidak di dalam studio.

Nah menonton pada saat matahari masih terang dan sendirian itu tidak masalah. Bahkan menyenangkan. Kita bisa duduk di sembarang tempat yang nyaman dan pas di tengah layar (best seat). 

Lalu kita bisa memilih nonton sambil makan minum tanpa ada yang terganggu bunyi kita makan pop corn. Kres...kres...

Atau kita juga bisa numpang tidur siang. Eh omong-omong kawan kakakku itu punya kebiasaan unik. Ia suka numpang tidur di bioskop. Kata ia, hawa yang sejuk plus ada teman-temannya itu bikin ia nyaman terlelap. Entahlah, untungnya aku belum pernah terlelap di bangku bioskop. Aku malahan takut mimpi buruk.

Waktu itu sendirian dan siang hari menonton pas film "Wage". Sebenarnya ada satu penonton lagi. Tapi belum sampai separuh, ia sudah menghilang.

Yang paling nggak enak bila nonton sendirian pas malam hari. Ah bawaannya sudah macam-macam. Ada rasa takut apalagi jika kita memilih duduk di bangku teratas. Alhasil malah bisa tak konsen nontonnya.

Nggak enaknya kalau sudah milih di bangku atas eh ternyata nggak ada temannya sama sekali, langsung pindah depan deh (dokumentasi pribadi) 
Nggak enaknya kalau sudah milih di bangku atas eh ternyata nggak ada temannya sama sekali, langsung pindah depan deh (dokumentasi pribadi) 

Biasanya kalau menemukan kondisi seperti ini, aku kemudian memilih duduk di bangku depan dan dekat pintu keluar. Aku juga aslinya penakut. Kalau ada apa-apa bisa langsung lari keluar. 

Waktu kemarin nonton "Invisible Hopes" dan "West Side Story" itu kondisinya malam dan sendirian. Akhirnya aku pindah tempat duduk di depan. Setelah film tamat langsung lari ke pintu keluar. Tapi saat keluar berupaya untuk tetap cool, padahal di dalam studio aslinya sudah susah konsennya.

Omong-omong tentang penampakan di bioskop memang ada kisah berseliweran. Biasanya kalau tidak muncul di dalam studio, ya bisa-bisa di toiletnya. Oleh karenanya ada beberapa toilet bioskop yang kujauhi bila sudah malam, kecuali ada temannya.

Di sebuah studio bioskop, seorang kawan bercerita, ada kisah tentang penonton selundupan alias penonton bayangan alias penonton ghaib. Jika studio sepi dan jumlah penontonnya ganjil, maka siap-siap dapat 'bonus' teman penonton bayangan.

Tentang Aksi Penyelundupan Makanan di Bioskop

Petugas bioskop biasanya rajin merazia tas pengunjung untuk mengetahui adalah makanan dan minuman dari luar. Tapi banyak juga kisah yang lolos razia.

Ada yang sukses membawa pisang dan jajanan untuk dimakan di dalam studio. Eh ada juga yang dengan bangga bercerita bisa lolos membawa nasi Padang. Duh pastinya sebelah kanan kirinya pengin nih bila ada yang bawa nasi Padang.

Harga makanan minuman di bioskop memang lumayan, jangan lupa nanya harga biar nggak kaget (dokumentasi pribadi) 
Harga makanan minuman di bioskop memang lumayan, jangan lupa nanya harga biar nggak kaget (dokumentasi pribadi) 

Makanan di bioskop memang mahal. Minggu lalu karena lapar saat nonton maraton akhirnya beli makanan berat di bioskop. 

Gayanya, pakai nggak nanya harganya. Kupikir di kisaran 60 ribuan untuk kentang dan ikan goreng tepung. Eh plus botol air mineral kecil semuanya hampir 100 ribu. Kaget. Ke resto fastfood  bisa dapat nih tiga porsi. Nggak lagi-lagi deh. Atau cukup pop corn aja kalau perlu camilan dan air mineral. Atau jajan kalau ada promo saja.

Aku tipe yang jarang jajan di bioskop. Paling-paling air mineral. Itupun biasanya sudah Rp 10-16 ribu. Atau cari paketan pop corn dan air minum, biasanya masih dj bawah Rp 50 ribu. Jika beruntung, ada promo pop corn ukuran besar dua rasa dengan separuh harga.

Di jaringan bioskop lainnya harga makanan relatif wajar. Aku pernah jajan cireng dan gorengan, masih sekitaran 25 ribuan. Hahaha lucu juga nonton film sambil makan rujak cireng.

Kembali ke soal makanan selundupan, di jaringan bioskop tertentu relatif masih bisa menyelundupkan makanan. Apalagi jika penontonnya ramai, pasti si petugas kelabakan memeriksa tas satu-persatu.

Kalau penonton pas ramai biasanya aman jaya di bioskop tertentu, petugasnya kerepotan memeriksa bawaan satu-persatu (dokumentasi pribadi) 
Kalau penonton pas ramai biasanya aman jaya di bioskop tertentu, petugasnya kerepotan memeriksa bawaan satu-persatu (dokumentasi pribadi) 

Tapi tidak dengan bioskop-bioskop tertentu. Petugasnya jeli, bahkan kayak sedang memeriksa pembeli yang dicurigai pengutil.

Aku pernah merasa benar-benar tak nyaman. Setiap kantong tas dibuka. Benar-benar kayak kita lagi menguntil. Apesnya aku pernah lupa menyimpan air gelas. Ada juga penonton yang membawa tumbler. Eh kedua-duanya disita dan baru boleh diambil usai nonton.

Memang sih bakal kembali barang kita, cuma rasanya tak nyaman. Penonton jadi seperti dicurigai bak penjahat. Setelah itu aku menghindari bioskop tersebut. Ada rasa trauma diperlakukan seperti 'maling'.

Akhirnya tetap paling nyaman nonton di bioskop dekat rumah. Cukup 15 menitan pakai motor sudah sampai. Petugasnya juga rajin meminta penonton untuk check in barcode Peduli Lindungi.

Harga tiketnya juga masih wajar, terutama hari kerja. Selain itu tidak terkesan hawa 'singup' dan petugasnya ketika memeriksa bawaan pengunjungnya juga tidak kelewatan.

Memang sudah paling nyaman di bioskop dekat rumah, hanya seringkali pilihan filmnya terbatas (dokumentasi pribadi) 
Memang sudah paling nyaman di bioskop dekat rumah, hanya seringkali pilihan filmnya terbatas (dokumentasi pribadi) 

Sebenarnya masih ada kisah-kisah menarik lainnya di bioskop. Seperti penonton menyebalkan yang suka menendang-nendang kursi, penonton yang kencang menelpon dalam  studio sehingga kupikir itu dialog dalam film, dan pertengkaran sesama penonton gara-gara salah tempat duduk, juga pengalaman tak enak diapit dua pasangan yang pacaran. Wah apes banget itu, benar-benar salah milih tempat duduk.

Oh iya kemarin juga ada teman yang share penonton yang cosplay baju Spider-Man saat menonton sekuel "Spider-Man". Lalu mesin penukar tiket yang error di beberapa tempat terutama hari Rabu kemarin, termasuk di bioskop dekat rumah. Alhasil penonton yang membeli daring malah antri, menunggu mesin berjalan normal kembali.

Pemutaran Spider-Man memang diwarnai banyak kisah. Ada platform yang harus refundt iket karena sistemnya bermasalah. Film impor yang semuanya mengalah, hanya terbatas di  bioskop tertentu (seperti "House of Gucci")  demi "Spider-Man". 

Juga kuota layar film nasional yang makin susut karena "Spider-Man". Tapi ada juga yang beruntung penonton malah ramai seperti "Yowis Ben Final" karena penonton on the spot tak kebagian tiket. 

Biasanya ada penonton yang cosplay seperti pas nonton di Cilegon (sumber: WA) kiriman Neil Andri) 
Biasanya ada penonton yang cosplay seperti pas nonton di Cilegon (sumber: WA) kiriman Neil Andri) 

Ya ada banyak kisah seru menonton di bioskop.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun