Jangan berharap banyak ke film berjudul "Ghostbusters: Afterlife". Setelah lebih dari tiga dekade, film ini kembali dibuat dengan sentra cerita ke generasi penerusnya, si cucu salah satu anggota Ghosbuster. Namun sayangnya alih-alih memiliki jalan cerita yang menggugah, film ini hanya menawarkan nostalgia.
Dua kali dibuatkan sekuel Ghostbusters, eh yang satu, yang dirilis tahun 2016 dianggap reboot. Dua kali juga rasanya film adaptasinya gagal. Entahlah. Sepertinya memang film Ghostbusters sudah bagus dengan dua filmnya plus versi animasinya pada jaman dulu, sekitar tahun 80-90an.
Sulit rasanya untuk membuat film Ghostbusters yang berkesan dari segi cerita dan pemerannya. Atau mungkin perlu penulis cerita yang andal untuk membangun kisah yang apik.
Benang merah dengan kedua film legendarisnya mungkin ketertarikan tokohnya dengan fenomena paranormal dan peralatan untuk mendeteksi juga memperangkap hantu, dari mobil Ecto-1, proton pack, dan rail personal protective equipment. Ada juga kemunculan beberapa pemeran utamanya jaman dulu. Tapi sayangnya konflik cerita dan solusinya begitu saja. Tipikal. Mudah dilupakan.
Paragraf di bawah ini mengandung spoiler.
Ibu dan dua anak tersebut kemudian mewarisi rumah dan lahan pertanian tersebut. Trevor dan Phoebe berjuang untuk segera beradaptasi dengan lingkungan baru. Trevor dan Phoebe masing-masing mendapat kawan baru, Lucky (Celeste O'Connor) Â dan Podcast (Logan Kim). Phoebe juga mulai akrab dengan gurunya, Gary (Paul Rudd).
Konflik mulai bergulir ketika Phoebe mendapati ada hantu di rumahnya. Hantu itu membawanya ke sebuah alat perangkap hantu. Sedangkan kakaknya berupaya memperbaiki mobil  Ecto-1.