Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cerita Pemanggilan Ruh Leluhur dalam "Marapu: Fire & Ritual"

1 Desember 2021   13:41 Diperbarui: 1 Desember 2021   14:02 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah tentang Marapu ini menarik disimak (sumber gambar: Haladang Production)

Ketika membaca sinopsis film yang dibesut Andrew Campbell ini saya langsung tertarik. Ada tema pemanggilan ruh leluhur yang merupakan pelindung. Ini seperti  "The Medium", film horor Thailand yang populer dan menggunakan konsep mockumentary. Bedanya film tentang Marapu ini adalah dokumenter murni. Pelaku dan cerita dalam film adalah kejadian nyata. Ritualnya adalah benar-benar ada.

Dokumenter ini berpijak pada niatan Rato Ledi melakukan ritual pemanggilan ruh. Ia tahu biaya upacara ini akan sangat mahal. Ia harus mengorbankan kerbau dengan ciri perawakan tertentu. Waktu empat hari melakukan ritual juga akan melelahkan.

Proses Rato Ledi membujuk tetua desa terekam di sini. Rupanya ada alasan tertentu yang membuat ada pihak yang melakukan penolakan. Rato Ledi terus berupaya membujuk dengan melobi tetua lainnya.

Film ini menurut saya patut direkomendasikan. Film ini mengangkat kepercayaan asli warga Sumba Barat, yaitu Marapu, yang mungkin belum banyak diketahui. Ia menggunakan dua bahasa, bahasa lokal dan bahasa Indonesia.

Desa Sodan sendiri berada di daratan tinggi Lamboya. Daerahnya masih termasuk susah diakses. Mereka memiliki kultur dan bahasa sendiri.

Dari film ini penonton ikut merasai suasana ritual. Mungkin berbeda dengan ritual yang bernuansa horor seperti "The Medium". Di film ini nuansa spiritualnya masih terasa mistis dengan tarian sederhana yang harus dilakukan secara terus-menerus, diiringi doa atau mantra dengan musik tabuhan drum yang ritmis.

Sebelum upacara juga dilakukan pra upacara dengan pemotongan ayam. Lalu para tetua memeriksa kondisi usus ayam, apakah mereka bakal direstui atau tidak untuk melakukan upacara besar.

Ada banyak hal menarik dari kultur desa Sodan ini. Saya kagum dengan para kru film ini bagaimana mereka bisa mendapat cerita ini dan bisa mendekati tetua desa untuk membuat film dokumentasi. Waktunya pasti cukup lama untuk mendapatkan cerita yang cukup. Dan kru harus mengikuti upacara yang berlangsung hingga dini hari.

Indonesia memiliki banyak suku dan budaya. Pastinya ada banyak cerita menarik yang bisa digali dan direkam dalam rupa film dokumentasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun